News

Sampah Sungai Ciliwung Diolah Jadi Sumber Energi Alternatif

fin.co.id - 29/06/2020, 05:00 WIB

JAKARTA - Untuk pertama kalinya, Gerakan Ciliwung Bersih (GCB) menjadi inisiator program pengolahan sampah Sungai menjadi energi.

Sampah yang diolah berubah menjadi bentuk briket/pelet dalam Tempat Olahan Sampah Sungai Gerakan Ciliwung Bersih (TOSS-GCB).

Briket atau Pelet tersebut bisa dimanfaatkan untuk bahan bakar sehari-hari sebagai pengganti minyak tanah bahkan LPG.

Secara khusus, program ini dirancang untuk mengolah sampah sungai menjadi listrik dan diperuntukkan bagi masyarakat di sepanjang aliran sungai Ciliwung dengan produk akhirnya adalah syntetic gas (syngas) yang mampu menjadi substitusi bahan bakar untuk genset atau diesel.

BACA JUGA: Banyak Diburu Masyarakat, Beli Sepeda di Cilegon Kini harus Inden

Listrik yang dihasilkan dari TOSS-GCB ini akan digunakan mengoperasikan mesin pompa dan penjernihan air sungai sehingga laik untuk kebutuhan mandi, cuci, kakus (MCK).

Sasaran utama dari program ini adalah upaya meningkatkan kualitas air sungai dan mengembalikan fungsi sungai sebagai bahan baku air bersih.

Menurut Ketua GCB Peni Susanti, tujuan didirikan GCB adalah untuk menggalang kepedulian masyarakat dalam menjaga kebersihan serta kelestarian aliran Sungai Ciliwung.

"GCB adalah organisasi nirlaba yang didirikan pada 1989. Tentu harapannya mampu menjadi sarana edukasi dan wisata bagi masyarakat luas khususnya yang berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung," katanya di Jakarta kemarin.

Peni menambahkan, sungai Ciliwung telah lama dimanfaatkan sebagai bahan baku air minum. Sayangnya, pencemaran sampah membuat air tak bisa dikonsumsi.

Melalui program TOSS-GCB, Peni berharap agar seluruh stakeholders di sepanjang aliran sungai Ciliwung mengembalikan fungsi sungai Ciliwung sebagai sumber air bersih.

BACA JUGA: Kemendikbud Bentuk Forum Pengarah Vokasi

"Dengan berkurangnya sampah, maka pemulihan air sungai sebagai bahan baku air bersih akan menjadi lebih cepat," harap Peni.

Sebagai perusahaan swasta yang turut mengembangkan Program TOSS-GCB, Head of Corporate Communications Division PT Indofood Sukses Makmur Tbk Stefanus Indrayana mengatakan peran aktif Indofood terhadap pelestarian lingkungan terangkum dalam program Corporate Social Responsibility, Protecting The Environment.

"Kami mendukung berbagai upaya yang dilakukan dalam rangka menjaga kelestarian lingkungan, khususnya upaya pengelolaan sampah, terlebih jika upaya dilakukan dengan mengusung pendekatan ESR atau Extended Stakeholder Responsibility," kata Indrayana.

Diharapkan dengan semakin banyaknya TOSS di sepanjang sungai Ciliwung, masyarakat dapat lebih teredukasi untuk menjaga kebersihan sungai.

Penanganan sampah khususnya di daerah ibukota umumnya memakai metode 3P (pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan). Seiring berjalannya waktu, maka banyak teknologi untuk mengolah sampah tersebut, diantaranya metoda kompos, black soldier fly (Hermetiaillucens), digester, hingga daur ulang sampah plastik.

Menurut Ahmad Jidon, pengawas Sungai Ciliwung di wilayah Tanah Abang, sebagian besar sampah adalah kiriman dengan jenis biomassa seperti kayu, bambu, dan belukar rerumputan.

BACA JUGA: KPK Berharap Imam Nahrawai Divonis 10 Tahun Penjara

"Program TOSS-GCB yang membutuhkan bahan baku dari sampah biomasa, permasalahan tersebut bisa terjawab bahkan bisa memberikan nilai tambah berupa energi panas dan energi listrik, sehingga sampah tidak mengalir dan menumpuk di hilir sungai," kata Ahmad.

Diketahui, TOSS-GCB adalah konsep pengolahan sampah (rumah tangga dan biomassa) berbasis komunitas dan masyarakat. Program ini digagas oleh Supriadi Legino dengan menggunakan teknologi peuyeumisasi (Biodrying).

Admin
Penulis
-->