Bendungan Rusak, 1.200 Petani Kehilangan Penghasilan

Bendungan Rusak, 1.200 Petani Kehilangan Penghasilan

BELOPA - Petani dan mahasiswa mengepung DPRD Luwu, Selasa, 6 Oktober. Mereka menuntut perbaikan Bendung Radda. Akibat jebolnya bendungan pada 2018, pertanian pada sembilan desa terdampak. Masing-masing lima desa di Kecamatan Belopa dan empat desa di Kecamatan Suli. Perwakilan masyarakat, Alfurkan menuntut agar Bendung Radda di Desa Pasamai segera dibangun. ''Kasian petani, sudah lima tahun tidak maksimal pertaniannya. Hanya mengandalkan hujan,''kata Alfurkan seperti dikutip dari Harian Fajar (Fajar Indonesia Network Grup). Parahnya lagi, ketika musim hujan, sawah terendam banjir lantaran tidak ada bendungan. Akibanya gagal panen. Ini juga berdampak pada pendapatan masyarakat. ''Petani mengalami kesulitan berkepanjangan,''ujarnya. Kata dia, anak-anak petani di delapan desa ini tidak dapat lagi melanjutkan pendidikan. Tidak ada biaya, sebab selama ini hanya berharap dari hasil panen padi. Warga lainnya, Asmin Sulaiman, mengatakan akibat kerusakan Bendung Radda, 1.200 petani pada dua kecamatan tidak dapat mengolah lahan sawahnya. Dia merincikan di Kecamatan Belopa terdapat 609 petani. Kemudian Kecamatan Suli sebanyak 658 petani. "Mereka berpotensi kehilangan pendapatan Rp20 miliar setiap tahun," sebutnya. Ketua DPRD Luwu, Rusli Sunali, mengemukakan, pemkab sudah mengajukan permohonan ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk perbaikan bendungan. "Perencanaan pembangunan bendung suplesi Radda telah ada," sebutnya. Anggaran yang dibutuhkan untuk membangun bendungan mencapai Rp51 miliar. Sebelumnya dianggarkan hanya Rp3 miliar. Kepala Bidang Irigasi pada Dinas PSDA Luwu, Suyani, mengatakan, pihaknya telah melihat desain gambar yang ada. ''Ternyata Bendung Bajo dan Bendung Radda ini hanya satu aliran sungai, ''kata Suyani. (shd/dir)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: