Kao, Apical dan Asian Agri bekerja sama memberdayakan petani melalui program SMILE 

Kao, Apical dan Asian Agri bekerja sama memberdayakan petani melalui program SMILE 

JAKARTA – Tiga perusahaan terkemuka dalam industri kelapa sawit – Kao, Apical Grup dan Asian Agri – meluncurkan inisiatif baru di bidang keberlanjutan yang dikenal dengan SMILE atau SMallholder Inclusion for Better Livelihood & Empowerement. Inisiatif ini untuk bertujuan membantu petani swadaya dalam meningkatkan produktivitas, memperoleh sertifikasi internasional, dan mendapatkan premi dari penjualan minyak sawit yang bersertifikat. Peluncuran SMILE hari ini melalui siaran langsung webinar berjudul ‘SMILE to Empower Smallholders’ yang tayang di CNN – kanal media utama yang fokus pada pengembangan petani kecil dan bekerja sama dengan RSPO. Terdapat 500 peserta webinar yang berasalal dari undangan Asian Agri, Kao, dan Apical. Panel pembicara eksekutif dari berbagai organisasi juga diundang untuk berbagi pengetahuan terkait petani kecil dan masalah yang dihadapi saat ini. Presiden dari Apical Grup, Dato’ Yeo How menjelaskan, “Inisiatif yang akan berlangsung selama 11 tahun ini berupaya untuk membangun rantai pasok yang ramah lingkungan melalui kerja sama dengan petani swadaya yang telah berkontribusi lebih dari 28% minyak sawit dari keseluruhan pasar minyak sawit Indonesia. SMILE akan melaksanakan aktivitas sesuai dengan kerangka kerja RSPO dan memastikan ketertelusuran hingga ke perkebunan kelapa sawit untuk membangun rantai pasok yang ramah secara lingkungan dan sosial. “SMILE berupaya untuk menjembatani kesenjangan pengetahuan petani swadaya melalui kemitraan dan memperluas lingkup keberhasilan Asian Agri yang telah membangun kemitraan jangka panjang bersama para petani. SMILE menyadari tantangan yang dihadapi petani swadaya sebagai pelaku usaha dalam meningkatkan produktivitas kebun mereka akibat pengetahuan dan kemampuan teknis yang terbatas,” ujar Kelvin Tio, Managing Director Asian Agri. Mewakili Kao dengan berkomunikasi melalui penerjemah, Negoro Masakazu mengatakan peningkatan dan penyediaan peralatan ini akan dilakukan dari 2020 hingga 2030 dengan tujuan untuk mendapatkan sertifikasi RSPO di tahun 2030. Setelah disertifikasi, petani akan memenuhi syarat dalam menerima premium minyak sawit bersertifikat dengan rata-rata 5% lebih tingi dibandingkan minyak sawit yang tidak bersertifikat. Sebagai bagian dari persyaratan RSPO dan komitmen perusahaan dalam membantu masyarkat mewujudkan UN Sustainable Development Goals (SDGs), SMILE mengikutsertakan inisiatif yang mempromosikan inklusivitas dan peningkatan mata pencaharian melalui pemberdayaan masyarakat SMILE akan menawarkan kesempatan bagi petani untuk: Meningkatkan produktivitas dengan mengaplikasikan praktik budidaya pertanian yang baik dan berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan produksi Tandan Buah Segar (TBS) dan perlindungan sosial serta lingkungan yang lebih baik. Mengurangi penggunaan herbisida dengan menyediakan bahan-bahan yang dibutuhkan yang melalui proses uji coba berdasarkan pada rekam jejak dan kematangan tanaman. Meningkatkan pendapatan dari perolehan harga premium TBS yang bersertifikat, peningkatan produktivitas dan penghematan biaya dari pengurangan penggunaan bahan kimia. Tujuan dari program ini adalah meningkatkan taraf hidup petani swadaya melalui peningkatan produktivitas tanpa deforestasi, tanpa lahan gambut, dan tanpa eksploitasi. Melalui pelaksanaan SMILE, ketiga perusahaan akan secara rutin melibatkan berbagai pemangku kepentingan seperti LSM, lembaga nirlaba, dan tokoh masyarakat untuk memastikan pelatihan yang kompeten, alokasi peralatan yang memadai, dan penyaluran kebutuhan yang  tepat waktu di tingkat kebun dan masyarakat, serta optimalisasi kolaborasi dalam membangun rantai pasok yang berkelanjutan dan dapat dilacak. Chief Operating Officer RSPO, Bakhtiar Talhah menambahkan, “Kami berterima kasih kepada anggota kami dan mitra pelaksana seperti Kao, Apical dan Asian Agri karena telah membantu petani mencapai sertifikasi RSPO melalui peningkatan kapasitas, praktik perkebunan terbaik, atau pembelian kredit RSPO. Melalui semangat dan tanggung jawab bersama, kami mengundang lebih banyak perusahaan untuk memperjuangkan standar petani swadaya RSPO yang baru untuk meningkatkan keterlibatan petani dalam agenda keberlanjutan untuk meningkatkan mata pencaharian mereka dan memberikan akses yang lebih luas ke pasar internasional. Webinar ini berlangsung selama 2 jam dengan dialog yang dihadiri oleh perwakilan dari asosiasi petani (H. Sutoyo, Ketua Asosiasi Anugrah) dan Setara Jambi (Nurbaya Zulhakim). (lan/fin). 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: