Refly Harun Jelaskan Cuitan Ferdinand: Istilah Cahplin Itu Jusuf Kalla, Bus Edan Itu Anies Baswedan

Refly Harun Jelaskan Cuitan Ferdinand: Istilah Cahplin Itu Jusuf Kalla, Bus Edan Itu Anies Baswedan

JAKARTA- Pakar hukum tata negara, Refly Harun menilai cuitan Ferdinand di akun twitternya yang telah dipolisikan, jelas mengarah ke 3 pihak. Yakni Jusuf Kalla, Habib Rizieq Shihab dan Anies Baswedan. Meski Ferdinand membantah namun publik tahu itu. "Kalau kita baca cuitan itu, anak kecil pun tahu ya. Yang disasarkan 3 pihak," jelas Refly Harun di chanel YouTubenya, Jumat (4/12). Refly Harun mengatakan, kata 'Chaplin' yang dipakai Ferdinand, jelas mengarah ke Jusuf Kalla. Sebab Chaplin diambil dari nama pelawak legendaris bernama Charlie Chaplin. "Walaupun Ferdinand Hutahaean berdalih bahwa itu bukan Jusuf Kalla, tapi semua orang paham, yang dia tunjuk adalah Jusuf Kalla. Kita tahu kan, kumis Jusuf Kalla mirip-mirip Charlie Chaplin pelawak legendaris yang main film tanpa suara, tapi gerakannya sangat lucu," ucap Refly Harun. Kemudian, yang dimaksud Ferdinand, bahwa Chaplin bawa Koper ke Arab Saudi yaitu, untuk membiayai kepulangan Habib Rizieq Shihab ke Indonesia. Sementara menurut Refly Harun, kata 'si asu pemilik bus edan' yang dimaksud Ferdinand adalah ditujukan ke Anies Baswedan. "Lalu Habib Rizieq Shihab jelas disebutkan ya, bawa uang berkoper-koper itu, satu koper atau berapa koper ya dimaksudkan untuk biaya ini, itu Habib Rizieq. Lalu ini semua dalam konteks untuk mendukung, pemilik bus edan itu. Si asu lagi disebut," papar Refly Harun. Refly Harun menjelaskan, Ferdinand menulis soal kepentingan 2022 itu merujuk ke Pilgub DKI Jakarta. Sementara 2024 merupakan pemilihan Presiden. Sehingga cuitan Ferdinand jelas. "Jadi demi 2022, tuh kan Pilkada DKI, 2024 itu pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, dalam konteks ini jelas, walaupun menggunakan bahasa-bahasa simbolik untuk menghindarkan hukum," katanya. "Dan untuk misalnya pemanasan untuk 2022, 2024 tidak perlu menggunakan kata asu bus edan, tinggal dibilang saja itu Anies Baswedan. Kita tahu bahwa JK cukup dekat dengan Anies Baswedan," imbuh Refly Harun. Di bilang, seharusnya Ferdinand tidak harus memakai istilah atau simbol-simbol untuk mereka. Sebaiknya Ferdinand menyebut secar terang, sebab itu merupakan pendapat. "Tapi pendapat dengan fakta berbeda. Misalnya kita mengatakan dia membawa uang satu koper dua koper, maka secara etika harus dijelaskan dari mama sumbernya. Jadi kalau sumbernya bisa dipertanggung jawabkan tidak apa-apa," pungkas Refly Harun. Sebelumnya, cuitan Ferdinand di akun twitternya berbunyi: “Hebat juga si caplin, bawa duit sekoper ke Arab, bayar ini itu beres semua. Agenda politik 2022 menuju 2024 sudah dipanasi lebih awal. Tampaknya presiden akan sangat disibukkan oleh kegaduhan rekayasa caplin demi anak emasnya si asu pemilik bus edan." Cuitan tersebut kemudian dipolisikan oleh putri kedua Jusuf Kalla (JK), Muswirah Kalla atau Ira. Ferdinand dianggap telah menebar kebencian dan fitnah terhadap Jusuf Kalla. Pengaduan putri JK itu, diterima oleh tim bareskrim polri dan diproses selama kurang lebih 2 jam dan diberi nomor ST/407/XII/Bareskrim tertanggal 2 Desember 2020. Setelah dipolisikan, Ferdinand kemudian menghapus cuitannya tersebut. Dia kemudian membantah bahwa tokoh yang dia sebut 'Capling' dalam cuitannya di twitter itu bukan ditujukan ke JK. Meski membantah tetapi Ferdinand tidak menjelaskan siapa tokoh 'Calping' yang dia maksud membawa uang ke Arab Saudi untuk agenda Pilpres 2024. (dal/fin).  https://youtu.be/QsbGq-D5Ixw

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: