369 Tenaga Medis Gugur Akibat Corona

369 Tenaga Medis Gugur Akibat Corona

JAKARTA - Kasus gugurnya tenaga medis dan tenaga kesehatan di Indonesia akibat COVID-19 terus meningkat. Hal ini seiring dengan tingginya jumlah pasien terkonfirmasi COVID-19 di Indonesia. Total 369 tenaga medis wafat akibat terinfeksi virus Corona. "Ini merupakan salah satu dampak dari peningkatan jumlah penderita COVID-19. Baik yang dirawat maupun yang OTG (Orang Tanpa Gejala)," ujar Ketua Tim Mitigasi PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dokter Adib Khumaidi di Jakarta, Selasa (15/12). Berdasarkan data yang dihimpun Tim Mitigasi PB IDI, sejak Maret hingga pertengahan Desember 2020, total 369 petugas medis dan kesehatan yang wafat. Mereka terdiri dari 202 dokter dan 15 dokter gigi, serta 142 perawat. Sebelumnya pada awal Desember sebanyak 342 tenaga medis meninggal dunia.

BACA JUGA: ILC Umumkan Berhenti, Rizal Ramli: Penguasa Panik dan Takut Bayangan Sendiri

Rinciannya 107 dokter umum (4 guru besar), dan 92 dokter spesialis (7 guru besar), serta 2 residen, dan 1 dalam verifikasi yang keseluruhannya berasal dari 24 IDI Wilayah (provinsi) dan 92 IDI Cabang (Kota/Kabupaten). "Jawa Timur menjadi provinsi dengan angka kematian tenaga kesehatan tertinggi. Yaitu 41 dokter, 2 dokter gigi, dan 40 perawat. Sementara DKI Jakarta ada 32 dokter, 5 dokter gigi dan 21 perawat yang wafat akibat COVID-19," imbuhnya. PB IDI menilai Pilkada Serentak 2020 yang baru saja selesai juga menjadi potensi fluktuasi naiknya angka penularan Corona. "Kami mengimbau masyarakat dan kepala daerah untuk menghindari proses aktivitas yang mengakibatkan berkerumunnya massa. Setiap orang harus memeriksakan kesehatan apabila terdapat gejala, dan melakukan testing," terang Adib.

BACA JUGA: Bupati Bogor Dicecar 50 Pertanyaan oleh Polisi Terkait Kerumunan HRS di Megamendung

Tim Mitigasi IDI berharap para pemimpin daerah yang terpilih memprioritaskan penanganan pandemi COVID-19. Yakni meningkatkan upaya preventif dan kemampuan layanan fasilitas kesehatan sambil melindungi tenaga medis dan kesehatan. Selain itu, masyarakat tetap diminta menjalankan protokol kesehatan 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak) semaksimal mungkin. "Situasi penularan virus Corona di Indonesia saat ini harus disikapi secara serius. Jangan anggap remeh. Protokol kesehatan harus dipatuhi," tegasnya. Sementara itu, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), dokter gigi Hananto Seno, mengimbau masyarakat memperhatikan kebersihan gigi dan mulutnya untuk menghindari penularan Corona.

BACA JUGA: Jelang Akhir Tahun, Bea Cukai Sosialisasikan Kawasan Industri Hasil Tembakau

"Selain menjaga imunitas tubuh, perlu diperhatikan juga kebersihan mulut dan gigi. Mengingat penularan utama COVID-19 adalah melalui droplet atau cairan dari mulut. Tetap gunakan masker baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan, rajin mencuci tangan, dan jaga jarak," pesannya. Terpisah, Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Harif Fadhilah menjelaskan berdasarkan data, selain perawat yang bertugas di rumah sakit, para perawat yang bertugas di Puskesmas merupakan yang gugur terbanyak kedua. Ini menandakan Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama masih memiliki perlindungan yang kurang memadai bagi tenaga kesehatan. "Kami berharap pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan Dinas Kesehatan daerah setempat yang bertanggung jawab terhadap pelayanan Puskesmas, juga meningkatkan perlindungan di fasilitas kesehatan tersebut. Yakni menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) dengan jumlah yang memadai serta perlengkapan fasilitas lainnya," papar Harif. (rh/fin)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: