Fadli Zon Soal Vaksin Covid-19: Sebaiknya Impor Pfizer, Jangan Hanya Tergantung Sinovac yang Belum Jelas

Fadli Zon Soal Vaksin Covid-19: Sebaiknya Impor Pfizer, Jangan Hanya Tergantung Sinovac yang Belum Jelas

JAKARTA - Politisi Partai Gerindra Fadli Zon menyarankan pemerintah mengimpor jenis vaksin Covid-19 lain yang telah teruji secara klinis ketimbang hanya bergantung pada Sinovac. Sebab, hingga kini belum diketahui secara pasti keampuhan vaksin buatan perusahaan asal China tersebut dalam mencegah penularan Covid-19. Ia merekomendasikan pemerintah mengimpor beberapa vaksin lain yang telah teruji dan banyak digunakan negara maju, termasuk vaksin hasil kolaborasi perusahaan Amerika Serikat dan Jerman, Pfizer-BioNTech. "Sebaiknya pemerintah mengimpor beberapa jenis vaksin termasuk Pfizer yg sdh teruji n dipakai banyak negara maju. Jgn hanya tergantung vaksin Sinovac yg belum jelas keampuhan n keamanannya," ujar Fadli melalui akun Twitter @fadlizon, Jumat (25/12). https://twitter.com/fadlizon/status/1342319022214266880 Diketahui, Sinovac bakal menunda perilisan laporan keampuhan vaksin Covid-19. Penundaan itu menyusul keinginan Sinovac untuk mengkonsolidasikan laporan uji klinis yang dilakukan di Brasil, Turki, dan Indonesia. Laporan lengkap hasil uji klinis itu diprediksi akan dirilis pada Januari 2021 mendatang. Peneliti Brasil mengungkapkan vaksin buatan Sinovac dilaporkan memiliki tingkat keampuhan di atas 50 persen berdasarkan data uji klinis. "Sasaran kami keefektifan vaksin bisa lebih dari 50 persen. Jika sampai 51 persen akan penting bagi kami mengingat kondisi krisis kesehatan di Brasil. Bagi kami, angka itu adalah momen yang patut dirayakan," ujar Sekretaris Kesehatan Sao Paulo Jean Gorinchteyn, dikutip dari Reuters, Jumat (25/12). Angka tersebut dirasa mampu melindungi manusia dari Covid-19. Namun hingga kini belum ada rilis lebih lanjut mengenai klaim tersebut seiring adanya penundaan. Sementara itu, Indonesia sejauh ini telah memesan hampir 40 juta dosis vaksin Sinovac meski masih dalam pengujian oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). (riz/fin)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: