Bea Cukai Nyatakan Siap Bantu Akses Kepabeanan di Pelabuhan Patimban

Bea Cukai Nyatakan Siap Bantu Akses Kepabeanan di Pelabuhan Patimban

BANDUNG – Kepala Kantor Wilayah Bea Cukai Jawa Barat, Saipullah Nasution, menyatakan pihaknya siap membantu akses kepabeanan di Pelabuhan Internasional Patimban di Subang, Jawa Barat, Rabu (30/12). Hal ini menyusul telah diresmikannya peresmian perdana pelabuhan tersebut oleh Presiden Joko Widodo dari Istana Kepresidenan Bogor pada tanggal 20 Desember 2020. Dalam menjalankan tugasnya di Pelabuhan Patimban, Bea Cukai telah membuat gate system port of Patimban sebagai source data display dashboard verification NPE+VIN (Vehicle Identification Number) car dalam proses customs clearance ekspor. “Selaras dengan Presiden, kami pun berharap pelabuhan ini akan memperkuat keberadaan Pelabuhan Tanjung Priok dan bisa mendorong peningkatan ekonomi Jawa Barat. Semoga keberadaan Pelabuhan Patimban semakin terkonsolidasi dengan pengembangan industri dan perekonomian lokal. Selain itu bisa mempercepat pertumbuhan sentra-sentra ekonomi baru dan memberikan kecepatan pelayanan di bidang logistik, sehingga membuat produk dalam negeri memiliki daya saing di pasar global,” ujar Saipullah. Pelabuhan Patimban akan menjadi cikal bakal kawasan metropolitan Rebana yang terdiri dari tiga belas kota industri baru. Segitiga Rebana merupakan lahan yang ditujukan untuk merangsang investasi di sebelah utara dan timur Jawa Barat. Kawasan ini meliputi meliputi Subang, Cirebon, dan Majalengka. Dalam operasi perdana Pelabuhan Patimban, ada 140 mobil yang diangkut untuk diekspor dari tiga perusahaan, yaitu Toyota (TMMIN): 57 Unit (44 Fortuner, 6 Innova, 7 Vios), Daihatsu (ADM): 65 Unit (30 Rush, 35 Wigo), dan Suzuki (SIM): 18 Unit (Ertiga) dengan tujuan ekspor menuju Brunei Darussalam. Saipullah pun menjelaskan bahwa biaya logistik industri manufaktur Indonesia mencapai angka 28% dari total GDP, di antaranya 65% dari biaya logistik berasal dari sektor transportasi. “Oleh karena itu, Pelabuhan Patimban ditujukan untuk mereduksi biaya logistik industri manufaktur Indonesia, khususnya di Jawa Barat yang berasal dari sektor transportasi,” tambahnya. Saipullah turut mengusulkan agar dalam pengembangan Pelabuhan Patimban dapat memanfaatkan digitalisasi, sehingga memiliki daya saing yang tinggi, untuk keperluan pengembangan ekonomi nasional. Selain itu, juga mengusulkan untuk dibentuknya suatu Kawasan Industri Terpadu agar menarik investasi dan membuka lapangan kerja serta menurunkan biaya logistik. “Semoga dengan pengembangan Pelabuhan Patimban ini menjadi awal yang baik dan kedepan menjadi salah satu Pelabuhan yang bisa diandalkan oleh Indonesia dalam mengurangi biaya logistik demi terwujudnya iklim investasi yang kondusif dan kesejahteraan masyarakat Indonesia yang semakin baik,” harapnya.(rls/fin)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: