Maruarar Sirait Diusulkan Gantikan Moeldoko, Qodari: Ngajak Berantem Namanya
JAKARTA- Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Moeldoko didesak mundur dari jabatannya setelah Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang tidak disahkan Kementerian Hukum dan HAM. Banyak nama yang disodorkan untuk mengantikan Moeldoko. Salah satunya ada nama Maruarar Sirait Sosiolog Universitas Hasanuddin Makassar,Dr. Sawedi Muhammad mengatakan, Maruarar Sirait memiliki kedekatan personal dengan Presiden Jokowi. “Kalaupun KSP diganti, saya kira pertimbangannya didasarkan pada kedekatan personal dengan Presiden, bukan berdasarkan keahlian spesifik atau geopolitik,” Kata Dr. Sawedi Muhammad, Ahad (04/04). Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodari menilai saran agar Maruarar Sirait menggantikan Moeldoko dari jabatan Kepala Staf Kepresidenan dianggap tidak masuk akal karena akan menimbulkan masalah baru ke depannya. “Seperti yang dijelaskan Pak Dr. Sawendi dalam pendapatnya, Maruarar Sirait pernah diisukan jadi salah satu menteri, tetapi karena ada masalah internal dengan PDIP, Maruarar urung dilantik di menit terakhir. Nah sekarang mendorongnya masuk kabinet, ngajak berantem namanya sama PDIP. Saran yang tidak masuk akal,” kata M. Qodari, Senin (05/04/2021) Menurut Qodari, persoalan di Partai Demokrat sudah selesai seiring dengan penolakan terhadap pendaftaran KLB di Kementerian Hukum dan HAM. Bahkan hal itu merupakan bukti bahwa konflik yang ada di Demokrat berpusat pada masalah yang ada di dalam di internal partai Demokrat. “Masalah utama atau apinya itu ada di dalam internal Partai Demokrat, bukan karena Moeldoko. Pengurus KLB yang menjemput Moeldoko, bukan Moeldoko yang datang ke pengurus KLB,” jelas Qodari Lanjut Qodari, tidak ada pentingnya Presiden Jokowi mengganti Moeldoko dengan Maruarar Sirait, karena tidak ada hubungannya antara konflik di internal Demokrat dengan Moeldoko. “Saat ini KLB Demokrat sudah ditolak, persoalan sudah selesai dan SBY juga sudah enjoy. Jadi Pak Moeldoko biarlah bertugas menjadi KSP, karena memang tidak ada kepentingan yang mendesak Pak Presiden mengganti beliau,” pungkasnya. (dal/fin).
DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News
Sumber: