News

Alasan RI Perjuangkan Hari Danau Dunia di World Water Forum ke-10 Bali

fin.co.id - 2024-05-23 14:43:49 WIB

Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan Endra S Atmawidjaja (Kanan), dalam konferensi pers di Media Center World Water Forum ke-10, BNDCC 2, Bali, Kamis 23 Mei 2024 (Sigit Nugroho/Fin)

FIN.CO.ID - Indonesia sangat gigih memperjuangkan adanya hari danau sedunia, dalam agenda World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali, 18-25 Mei 2024. Pengakuan terhadap hari danau sedunia itu disuarakan di berbagai sesi diskusi, salah satunya di pembahasan tingkat Menteri atau Ministrial Meeting, yang membawa isu hari danau untuk ditetapkan sebagai salah satu keputusan bersama dari WWF ke-10 di Bali. 

Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan  Endra Saleh Atmawidjaja mengatakan, keberadaan danau sebagai penampungan air untuk mencegah banjir dan menanggulangi kekeringan sangat penting, disamping di Indonesia sendiri dibangun banyak waduk dan bendungan yang fungsinya hampir sama dengan danau alami. 

Bahkan, kata Endra, di beberapa negara seperti Jepang dan Swiss, keberadaan danau juga merupakan sumber bagi devisa negara. Maka itu, dirasa sangat penting untuk membuat danau-danau yang ada bisa dikelola secara berkelanjutan. 

"Kita mengusulkan penetapan hari danau dan hari danau ini tentunya menjadi isu di berbagai negara yang memiliki danau dan danau yang kita tahu adalah ekosistem yang unik, ekosistem yang bukan hanya untuk manusia tapi juga untuk berbagai biodiversity di situ dan kita tahu danau ini tampungan alam yang sangat besar, tampungan air yang sangat besar dan itu kita bersusah payah sekarang membangun bendungan sangat mahal, kita menyediakan tampungan air untuk memastikan bahwa water security selama musim hujan tidak kebanjiran, selama musim kering tidak mengalami kekeringan dan tidak terjadi pencemaran," ungkap Endra dalam konferensi pers World Water Forum (WWF) ke-10 di Media Center, Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) 2, Kamis 23 Mei 2024. 

Dengan adanya hari danau sedunia, kata Endra, awareness atau kepedulian tentang keberadaan danau untuk kehidupan bisa ditingkatkan. 

"Jadi saya kira ini penting, too little too much water bisa kita kendalikan dengan tampungan air tadi, ini danau-danau, tampungan air alamiah yang tentunya kita harus jaga, kita harus rawat," kata Endra. 

"Indonesia menginisiasi kepada dunia pentingnya menetapkan hari danau untuk bisa menjadi pengingat dan menjadi program-program yang nanti bisa disalurkan ke berbagai negara untuk mempertahankan ekosistem unik ini untuk air baku, untuk banjir, untuk PLTA dan kita tahu di berbagai negara danau ini dijadikan sebagai sumber devisa. Kalau kita ke Jepang, Swiss, Jerman dan berbagai negara di dunia, danau ini adalah asset alam yang luar biasa yang harus kita rawat," ungkap Endra. 

Di Indonesia sendiri berdasarkan catatan Kementerian PUPR, ungkap Endra, ada sedikitnya 15 danau yang berstatus kritis. Jika hal tersebut tak bisa segera diatasi, maka diyakini Indonesia akan mengalami permasalahan yang berhubungan dengan persoalan air. 

"Di Indonesia sendiri danau-danau mengalami tantangan yang berat, berbagai danau statusnya kritis ada 15 danau kritis, sehingga melalui berbagai kerja sama di level internasional, aksi di tingkat lokal kita ingin menjaga danau kita menjadi lebih sustainable," pungkas Endra. (Sigit Nugroho)

Admin
Penulis