Kementerian PUPR - Pemkab Gresik Lakukan Koordinasi Penanganan Bencana Gempa di Pulau Bawean

Kementerian PUPR - Pemkab Gresik Lakukan Koordinasi Penanganan Bencana Gempa di Pulau Bawean

PUPR dan Pemkab Gresik lakukan koordinasi penanganan encana genpa di pulau Bawean (Ristyan/Kompu Ditjen Perumahan)--

FIN.CO.ID - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Perumahan melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Gresik guna mempercepat proses penanganan hunian pasca bencana gempa bumi yang terjadi di Kepulauan Bawean.

Selain itu, Kementerian PUPR juga menggandeng BNPB guna mengidentifikasi serta pendataan kerusakan rumah masyarakat dengan aplikasi RUTENA INA RISK serta mengajak perguruan tinggi dalam pendampingan perbaikan rumah.

"Kami (Kementerian PUPR-red) akan segera melaksanakan koordinasi dengan sejumlah pihak agar penanganan pasca bencana gempa di Pulau Bawean," ujar Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Iwan Suprijanto saat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Sabtu (6/4/2024).

Direktur Jenderal Perumahan Iwan Suprijanto juga melakukan koordinasi dengan Bupati Gresik, Fandi Akhmad Fani serta sejumlah jajaran Forkopinda di Pendopo Pemkab Gresik.

Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka koordinasi sekaligus diskusi terkait proses pendataan dan pembangunan masyarakat yang terdampak gempa di Pulau Bawean.

"Hal pertama yang perlu dilakukan adalah mendata kerusakan rumah yg ada dilanjutkan verifikasi melalui aplikasi Rumah Terdampak Bencana (RUTENA) INA RISK. Aplikasi tersebut merupakan aplikasi yg dikembangkan Ditjen Perumahan Kementerian PUPR dan telah digunakan oleh BNPB untuk identifikasi kerusakan pasca bencana," tandasnya.


PUPR dan Pemkab Gresik lakukan koordinasi penanganan encana genpa di pulau Bawean (Ristyan/Kompu Ditjen Perumahan)--

Pada kesempatan itu, Iwan juga menyatakan dalam penanganan bencana di Kepulauan Bawean bisa mencontoh penanganan bencana Gunung Semeru dimana pemerintah daerah setempat perlu berkolaborasi dengan sejumlah perusahaan dan perguruan tinggi guna pendampingan pembangunan rumah yang mengalami kerusakan baik rusak ringan, sedang dan berat.

"Kami berharap Pemkab Gresik dapat menginisiasi kolaborasi dengan perusahaan serta civitas akademika untuk mengatasi gempa di Kepulauan Bawean. Selain itu juga membuat master plan dan menyusun skala prioritas dan membentuk tim atau satuan tugas khusus yang intensif untuk berkoordinasi di lapangan," ujarnya.

Berdasarkan data yang ada, pada hari Jum'at tanggal 22 Maret 2024 terjadi gempa bumi di Kepulauan Bawean, Kabupaten Gresik. Gempa pertama terjadi pukul 11.44 WIB dengan kekuatan 6.0 Skala Richter (SR), gempa kedua pukul 12.20 WIB dengan kekuatan 5.7 SR dan ketiga terjadi pukul 15.52 dengan kekuatan 6.5 SR.

Dari hasil pendataan sementara yang dilakukan pemerintah daerah setempat per tanggal 26 Maret 2024 lalu tercatat sekitar 6.460 unit rumah mengalami kerusakan. Adapun rinciannya adalah sebanyak 6.164 rumah mengalami rusak ringan, 229 rumah rusak sedang dan 67 rumah rusak berat.

Sementara itu, Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani menyampaikan kondisi gempa yang terjadi di Pulau Bawean mengakibatkan banyak rumah masyarakat mengalami kerusakan. Bencana tersebut juga berdampak pada kondisi psikologis masyarakat yang masih ketakutan apabila terjadi gempa susulan sewaktu-waktu.

"Gempa ini belum pernah terjadi di Bawean tapi dari data BMKG diketahui bahwa sekitar 70 tahun lalu Pulau Bawean pernah mengalami kondisi gempa. Kami merasa prihatin dan semoga dengan koordinasi ini dapat menemukan titik terang dan dapat membantu percepatan rehabilitasi pasca gempa di Pulau Bawean," harapnya.

Laporan Sekretaris Daerah Kabupaten Gresik Achmad Washil Miftahul Rachman bahwa gempa terjadi hingga 450 kali. Adapun permasalahan utama yang dihadapi di Pulau Bawean ini antara lain kondisi bangunan hunian yang mengalami rusak ringan, sedang dan rusak berat.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Admin

Tentang Penulis

Sumber: