Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran, Spesialis Gizi Sarankan Mengandung Protein Hewani dan Sayur

Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran, Spesialis Gizi Sarankan Mengandung Protein Hewani dan Sayur

Sejumlah siswa tampak menunjukkan menu makan siang gratis.-FIN/Antara-

FIN.CO.ID - Program makan siang gratis yang dijanjikan pasangan calon presiden dan wakil presiden, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka terus diperbincangkan. Termasuk kandungan gizi dan kualitas bahan makanannya yang akan disuguhkan kepada masyarakat.

Dokter spesialis gizi klinik Gaga Irawan Nugraha  menyarankan, agar menu makan siang gratis mengandung lauk berprotein hewani dan sayur. Dia menilai, protein harus berupa hewani karena dua alasan, pertama yaitu bioavailabilitas (BA) atau ketersediaan hayati lebih tinggi.

BACA JUGA:

"Protein hewani memiliki bioavailabilitas lebih tinggi, lebih mudah diserap, lebih mudah menjadi bagian dari tubuh," kata Gaga belum lama ini.

Kedua, kata dia, protein hewani mengandung asam amino esensial yang lebih lengkap dibanding protein nabati. Dengan asam amino esensial, kata dia, anak bisa cepat tumbuh tinggi karena sel baru cepat terbentuk dan sel yang rusak cepat diperbaiki.

Asam amino esensial juga mendukung perkembangan otak. Pada perempuan yang sedang hamil, sambungnya, asam amino esensial bisa menghasilkan sel-sel reproduksi yang berkualitas, termasuk ketika menyusui.

"Jadi, sangat penting protein hewani itu untuk menunjang pertumbuhan anak dan memenuhi kebutuhan asam amino esensial," katanya.

Jika menggunakan protein nabati, menurut dia, pilihan yang baik adalah tempe, yang terbuat dari kedelai. "Itu yang paling bagus, lebih mudah dicerna karena sudah ada proses fermentasi," ujar Gaga.

Gaga menilai, menu siomay mengandung karbohidrat sederhana dan sedikit protein dari bumbu kacang. Menu nasi ayam dan nasi telur yang utuh, menurut Gaga, sudah lumayan bergizi, tapi, kurang lengkap karena tidak ada sayur.

Gado-gado, yang terdiri dari sayuran, bumbu kacang dan telur, mengandung vitamin dan protein. Jika telur tidak utuh, maka kandungan protein dalam menu juga berkurang.

Dia menyarankan, pada usia anak-anak, sebaiknya dalam sekali makan terdapat minimal 50 gram protein hewani. "Misalnya satu potong ayam 50 gram atau telurnya satu, jangan setengah karena kurang," ujar Gaga.

Gaga yang juga pengajar di Universitas Padjadjaran ini menilai, protein harus berupa hewani karena dua alasan, pertama yaitu bioavailabilitas (BA) atau ketersediaan hayati lebih tinggi.

Program makan siang gratis diuji coba di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Curug, Kabupaten Tangerang, Banten pada Kamis 29 Februari 2024. Uji coba itu terdiri dari empat menu makan siang, yaitu nasi ayam, nasi semur telur, siomay dan gado-gado, yang ditaksir seharga Rp15.000 per porsi.

BACA JUGA:

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Mihardi

Tentang Penulis

Sumber: