Gempa Magnitudo 5,1 Guncang SBT Maluku, BMKG: Adanya Aktivitas Deformasi Batuan di Laut Banda

FIN.CO.ID- Gempa dengan kekuatan magnitudo 5,1 terjadi di Seram Bagian Timur (SBT), Maluku, pada Kamis pagi dini hari, 8 Februari 2024.

Gempa tersebut berlokasi di laut yang berjarak 7 kilometer arah Utara Teluk Waru, pada kedalaman 56 kilometer. 

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan, gempa tersebut berdampak dan dirasakan di daerah Seram Bagian Timur dengan skala intensitas IV MMI, hingga Kabupaten Fak-fak, Papua Barat berskala II-III MMI atau getaran yang dirasakan nyata dalam rumah dan terasa getaran seakan akan truk berlalu.

BACA JUGA:

• Gempa Bumi Magnitudo 6,5 Guncang Kepulauan Vanuatu Pasifik, Berdampak ke Indonesia?
• Gempa Magnitudo 5,4 Guncang Kaimana Papua Barat, Ini Keterangan BMKG

"Jenis gempa tektonik dangkal akibat adanya aktivitas deformasi batuan di Subduksi Laut Banda. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser atau strike-slip," kata Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis 8 Februari 2024.

Daryono menjelaskan, dari hasil monitoring BMKG, sampai dengan pukul 03.00 WIB tadi menunjukkan ada dua kali aktivitas gempa bumi susulan dengan magnitudo terbesar M3,9.

Kendati demikian ia menyebutkan hingga saat ini belum ada laporan yang terdampak kerusakan akibat gempa bumi tersebut.

Begitupun berdasarkan hasil pemodelan tsunami dengan sumber gempa bumi tektonik pada koordinat 3,23° LS ; 130,87° BT Teluk Waru tersebut, tidak berpotensi tsunami.

BACA JUGA:

• Gempa Bumi Magnitudo 5,4 Guncang Kabupaten Tojo Una-una, Ini Penjelasan BMKG
• Gempa Magnitudo 5 Guncang Jailolo, Ini Keterangan BMKG

BMKG tetap mengimbau masyarakat setempat supaya tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Selain itu Daryono mengharapkan, masyarakat untuk memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran yang membahayakan kestabilan bangunan supaya aman dari potensi runtuhnya bangunan diakibatkan oleh gempa. (*) 

---

Tentang Penulis

Afdal Namakule

Sumber: