Memperingati Bulan K3, Brantas Abipraya Menggelar Sarasehan QHSSE

Memperingati Bulan K3, Brantas Abipraya Menggelar Sarasehan QHSSE

QHSSE--

JAKARTA - Sebagai upaya embedding inovasi dan estetika untuk meningkatkan value creation di lingkungan PT Brantas Abipraya (Perusahaan), Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang konstruksi ini menggelar acara Sarasehan QHSSE (Quality, Health, Safety, Security, and Environment). Bertemakan Innovation for Faster, Better, Cheaper and Safer, kegiatan ini diadakan hybrid, diikuti seluruh Insan Abipraya baik yang berada di Kantor Pusat maupun di proyek-proyek Brantas Abipraya yang tersebar di seluruh Indonesia.

“Tidak hanya diadakan sebagai peringatan Bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tahun 2024, melalui kegiatan sarasehan ini kami juga ingin mendorong seluruh Insan Abipraya khususnya di proyek-proyek semakin memperkuat penerapan QHSSE di lingkungannya, seiring bertambahnya risiko kerja dan terus berkembangnya dunia konstruksi nasional,” ujar Sugeng Rochadi, Direktur Utama Brantas Abipraya.

Ditambahkan Sugeng Rochadi, disadari bahwa memperkukuh komitmen penerapan K3 adalah sangat penting dimiliki oleh seluruh Insan Abipraya. Tak hanya itu, sebagai langkah untuk menjadi the Living Company, Brantas Abipraya juga harus terus berinovasi, terus beradaptif. Dalam kegiatan ini, jajaran Direksi mendorong seluruh Insan Abipraya untuk bersiap dalam menghadapi segala perubahan dan tantangan konstruksi dengan selalu belajar dan melahirkan produk baru.

Inovasi yang secara langsung berdampak pada suatu produk, misalnya dengan Value Engineering, salah satunya dengan merubah metode konstruksi, penggunaan material dengan memperhitungkan teknologi.

Inovasi tidak terbatas pada Unit Bisnis saja, namun Unit kerja sebagai unit pendukung juga sangat krusial bagi keberlangsungan suatu sistem. Proses dan sistem yang mengatur suatu alur bisnis perlu dilakukan inovasi untuk menyelesaiakan kendala kendala yang mungkin dtemui oleh unit bisnis terdepan untuk mendeliver suatu jasa atau produk. Sehingga momentum-momentum (critical susscess factor) dari operasi bisnis Perusahaan tidak terganggu, menjadi lebih optimal, efektif dan efisien

Sugeng Rochadi juga mengatakan bahwa selain K3 dan Inovasi, seluruh proyek Brantas Abipraya juga harus membubuhi unsur estetika di karya konstruksinya. Jadi selain kualitas konstruksi yang unggul, dengan estetika yang dibentuk dapat melahirkan unsur keindahan pada bangunan dan meningkatkan daya tarik.

Dalam sambutannya, Sugeng Rochadi juga menjelaskan bahwa embedded culture ditunjukan dengan Agility untuk “Merespon Resiko”, memberikan Early Warning System, tidak reaktif namun responsif.

“Diharapkan melalui sarasehan ini, seluruh Insan Abipraya menjadi semakin siap membawa Brantas Abipraya menjadi lebih unggul dan lebih terdepan dalam menghadapi era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity dan Ambiguity) saat ini,” tutup Sugeng Rochadi.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Admin

Tentang Penulis

Sumber: