Ini Profil 11 Panelis Debat Cawapres 2024

Ini Profil 11 Panelis Debat Cawapres 2024

Debat Capres-Cawapres--fin.co.id

FIN.CO.ID - Sebanyak 11 tokoh telah ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk menjadi panelis pada debat calon wakil presiden (cawapres).

Sebanyak 11 panelis yang telah ditetapkan KPU bertugas menyusun pertanyaan pada debat cawapres yang akan digelar pada Jumat, 22 Desember 2023.

Debat yang diikuti para cawapres tersebut mengusung tema ekonomi dengan subtema ekonomi kerakyatan dan ekonomi digital, keuangan, investasi pajak, perdagangan, pe​ngelolaan APBN-APBD, infrastruktur, dan perkotaan.

Sebanyak 11 panelis berasal dari berbagai universitas terkemuka dan peneliti di lembaga kajian ekonomi. 

Mereka menjalani karantina sejak Rabu (20/12) untuk mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan kritis kepada cawapres Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka, dan Mahfud MD.

BACA JUGA:

Ini Dia Profil 11 Panelis Debat Cawapres:

1. Ahmad Alamsyah Saragih

Dia merupakan pakar keterbukaan informasi publik dan pelindungan data pribadi yang pernah dipercaya menjadi Ketua Komisi Informasi Pusat RI pada periode 2009-2013 dan Anggota Ombudsman Republik Indonesia periode 2016-2020. Sejumlah peran besar yang telah dilakukan ialah meletakkan fondasi kelembagaan Komisi Informasi, standar layanan informasi, desain monitoring dan evaluasi keterbukaan informasi Badan Publik, dan penjelasan substansi sejumlah aspek dalam keterbukaan informasi. Berbagai keputusan penting yang dihasilkan oleh Alamsyah ketika menjabat sebagai Ketua Komisi Informasi Pusat menjadi pertimbangan komisioner-komisioner selanjutnya dalam menyelesaikan sengketa informasi publik.

Sebelum bekerja di Komisi Informasi Pusat dan Ombudsman, dia pernah terlibat dalam Asosiasi Permukiman Kooperatif (ASPEK) yang bekerja sama dengan United Nations Development Programme (UNDP) untuk program Community Based Housing Development. Kemudian juga bekerja sebagai Local Governance Specialist pada Initiative for Local Governance (ILGR), The World Bank sepanjang 2002-2008.

2. Adhitya Wardhono

Dia adalah Ekonom dan Pengajar Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Universitas Jember. Saat magister, Adhitya berkuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Philipps University Marburg di Jerman, dan pendidikan doktor di Georg-August University of Goettingen di Jerman. Dia terlibat dalam banyak penelitian, seperti “Pendekatan Structural Cointegration Vector Autoregression Dalam Permodelan Makroekonomi” dan “Model Interaksi Kebijakan Moneter dan Makroprudensial di Indonesia: Pendekatan Social Loss Function”. Selain penelitian, berbagai bentuk pengabdian kepada masyarakat juga telah dilakukan, menerbitkan lebih dari 30 artikel ilmiah ke dalam jurnal nasional dan internasional, meluncurkan sekitar 9 buku seperti karya “Perilaku Kebijakan Bank Sentral di Indonesia”, menjadi visiting lecturer di berbagai universitas sejumlah negara, hingga terlibat dalam belasan seminar/workshop/conference. Pada tahun 2016-2021, dia juga pernah menjadi anggota Indonesian Regional Science Association.

3. Agustinus Prasetyantoko

Dia pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Katolik Atma Jaya periode 2015-2023. Pada tahun 1997, Agustinus memperoleh gelar sarjana dari UGM, lalu Faculté des Sciences et Technologies de l'Université de Lille sebagai magister pada 2002, dan gelar Doctor of Philosophy (Phd) di Ecole Normale Superieure de Lyon pada 2008. Beberapa posisi penting yang pernah diduduki Agustinus ialah Chief Economist Bank BTN, Komisaris Independen Prudential Indonesia, Panitia Seleksi Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selama Desember 2021-Maret 2022, menjabat sebagai Panitia Seleksi Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) sejak Oktober 2022 hingga 2028 mendatang. Berbagai karya juga telah diterbitkan, seperti “The bright side of market power in Asian banking: Implications of bank capitalization and financial freedom”, dan “Indonesia's Strategic Role In The G20: Expert Perspectives (Indonesia's Post Pandemic Financial Technology And Financial Inclusion).”

BACA JUGA:

4. Profesor Fauzan Ali Rasyid

Ilmuwan ini merupakan Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. Dia lahir di Garut, Jawa Barat, 1 Februari 1970. Fauzan sering menjadi tim seleksel anggota Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu) di Jawa Barat, diundang sebagai narasumber dalam berbagai acara, hingga menghasilkan sejumlah jurnal terakreditasi nasional dan internasional. Pelbagai publikasi ilmiah yang dihasilkan olehnya berdampak terutama dalam domain hukum dan politik Islam. Adapun kontribusi penting dalam pemikiran akademik ialah pemahaman tentang hubungan antara agama, hukum, dan politik dana konteks kontemporer.

5. Hendri Saparini

Perempuan ini merupakan tokoh dalam bidang ekonomi yang dikenal sebagai peneliti dan konsultan di beberapa lembaga nasional dan internasional. Kini, dirinya dikenal sebagai Ekonom Senior dan Pendiri Center of Reform on Economics (Core) Indonesia. Sebelumnya, Hendri pernah terlibat menjadi antara lain Managing Director ECONIT Advisory Group, Komisaris Utama PT Telkom Indonesia Tbk pada periode 2014-2019, hingga Anggota Komite Ekonomi Industri Nasional. Adapun raihan gelar yang diperoleh olehnya dimulai dari menjadi sarjana ekonomi di UGM pada 1988, Master di bidang Manajemen Kebijakan Internasional dari Graduate School of International Political Economy di University of Tsukuba, Japan pada 1999, hingga Doktor di bidang Ekonomi Politik Internasional dari The University of Tsukuba, Japan pada 2004.

Sejumlah pihak memberikan penghargaan, di antaranya 100 Wanita Berpengaruh di Indonesia pada tahun 2012 oleh majalah Globe Indonesia, Ekonom Muda Indonesia pada 2009 oleh Megawati Soekarnoputri, dan One of Most Wanted Leader pada 2008 oleh Q-TV. Salah satu tulisan Hendri ialah “The Macroeconomics of Poverty Reduction: The Case Study of Indonesia” yang diterbitkan oleh UNDP.

6. Profesor Hyronimus Rowa

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Gatot Wahyu

Tentang Penulis

Sumber: