Wara Wiri Feskraf 2023 Mengubah KIM menjadi Permainan Nusantara

Wara Wiri Feskraf 2023 Mengubah KIM menjadi Permainan Nusantara

Ketua umum perkumpulan penulis Indonesia Satupena Denny JA (kedua kanan) menyerahkan hadiah Main Kim dalam acara Wara Wiri Feskraf 2023 di Taman Mini Indonesia Indah.--

fin.co.id - Hampir 1.000 orang bertahan main KIM selama 4 jam dengan konsentrasi penuh menatap kertas kecil sambil menyimak pendendang bernyanyi dan berpantun dan  menyebutkan angka yang keluar dari kaleng yang dipegang dan sering dikocok-kocoknya. 

Mereka semua serius  menatap 5 baris angka di atas kertas ukuran amplop putih. Satu baris berisi 5 angka, yang diacak dari angka 1 hingga 90.

Seorang penyanyi melantunkan lagu sambil menyebutkan angka yang keluar dari kaleng yang dikocoknya. Jika penyanyi menyebutkan satu angka yang cocok dengan angka yang ada di atas kertas peserta, dia melingkari angka tersebut.

Bila sudah lima angka atau sebaris angka  yang dilingkari, dia akan berteriak dan berdiri dambil berlari ke atas panggung untuk mendapat satu hadiah dari panitia.

Sebanyak 100 hadiah habis dalam 4 jam. Selama 4 jam itu pula tidak ada peserta yang meninggalkan tempat karena berharap jadi pemenang, dengan hadiah utama dua unit sepeda motor listrik. Ada ketegangan pada peserta karena berharap angka yang ada di kertasnya tembus, dan mendapatkan hadiah. 

BACA JUGA:Berkas Lengkap di KUA, Bunga Citra Lestari dan Tiko Aryawardhana Bakal Menikah di Bali

Begitu yang tampak pada permainan KIM yang digelar di Selasar Depan Sasono Utama, Taman Mini Indonesia, Jakarta, Sabtu malam 25 November kemarin.

“Kami memperkirakan 3.000 orang yang mengikuti KIM ini. Tetapi karena hujan, banyak yang batal datang,” kata penyanyi yang juga pengelola KIM Ayu Blank  yang berdiri di atas panggung. 

Permainan KIM ini menjadi mata acara utama di hari kedua Wara Wiri Feskraf yang berlangsung sejak Jumat 23 November dan berakhir hari Minggu 26 Nov besok. Panitia sengaja menggelar permainan ini di selasar dengan harapan bisa menampung 5.000 peserta KIM yang datang. 

Permainan KIM ini berasal dari Sumatra Barat. Di berbagai situs internet disebutkan KIM adalah singkatan dari Kesenian Irama Minangkabau. Mulai dikenal sejak tahun 1945, dan berkembang pesat di tahun 1960-1970an. Penyanyi Minangkabau Elly Kasim tahun 1963 ikut mempopulerkan KIM dengan merekam lagu “Karanggo”, lagu yang memang sering dinyanyikan oleh pendendang pada permainan KIM. 

Lagu KIM disebut-sebut berirama Joget Gamaek. Awalnya, setiap angka yang keluar dari kaleng disebutkan dengan pantun yang dinyanyikan oleh pendendang di panggung diiringi oleh organ tunggal. Misalnya untuk menyebut angka 83, pendendang akan menyanyikan pantun di bawah ini:

Tanjung Tiram oh batu baro

Tapi lauik latak kotanyo

Lapan puluah tigo jan lengah

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Khanif Lutfi

Tentang Penulis

Sumber: