Bantu Yayasan Bening Saguling Lestarikan Sungai Citarum, BRI Peduli Salurkan Bantuan

Bantu Yayasan Bening Saguling Lestarikan Sungai Citarum, BRI Peduli Salurkan Bantuan

--

FIN.CO.ID - Untuk membantu mewujudkan upaya Yayasan Bening Saguling melestarikan Sungai Citarum, BRI Peduli menyalurkan bantuan infrastruktur seperti gudang Tempat Pengelolaan Sampah (TPS) Bank Sampah Induk, pembangunan workshop (bengkel perbaikan mesin pengolahan sampah) dan bantuan kendaraan pengangkut sampah.

Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi, mengungkapkan bahwa kepedulian BRI terhadap masalah sampah dilakukan seiring dengan peningkatan persoalan sampah seiring peningkatan aktivitas masyarakat kota yang tidak diimbangi dengan jumlah tempat pembuangan sampah yang memadai.

“Dalam pelaksanaannya kami berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mewujudkan upaya bersama membantu mengatasi masalah sampah dan lingkungan. Yayasan Bening Saguling memiliki track record yang bagus, dan sudah menunjukkan kiprahnya sebagai penggerak lingkungan yang perlu dan terus kita dukung. Semoga kolaborasi ini dapat terus ditingkatkan dan apa yang sudah kita lakukan menjadi kisah inspiratif bagi masyarakat di daerah lain dalam hal ini edukasi dan pengelolahan sampah”, imbuhnya.

BRI berkolaborasi dengan Yayasan Bening Saguling, yang membantu mengatasi persoalan sampah di Waduk Saguling di sekitar Sungai Citarum, Bandung, Jawa Barat.

Indra Darmawan adalah sosok yang berperan penting dalam Yayasan Bening Saguling. Berdiri sejak tahun 2014, yayasan ini fokus pada masalah lingkungan, terutama di sekitar Sungai Citarum.

"Tujuan kami adalah bagaimana membangun kolaborasi ke seluruh pihak untuk melestarikan lingkungan dan juga memberdayakan masyarakat sekitar Sungai Citarum," tutur Indra.

Ia mengajak masyarakat terjun langsung menjadi pengumpul sampah, atau yang disebut Pelestari. Dengan sampan-sampan kecil, para Pelestari yang sudah terlatih tersebut mengambil sampah yang tergenang di sekitaran Sungai Citarum. Ketika sudah terkumpul, sampah ini kemudian dipilah dan dijual yang hasilnya menjadi pendapatan masyarakat.

"Fokus kami adalah bagaimana melestarikan sungai dan memberdayakan masyarakat. Karena kami yakin tidak mungkin sebuah kawasan bisa bersih bisa lestari. Tanpa kita mengikutsertakan masyarakat di sekitar lingkungan itu sendiri. Ini harta karun yang hasil keuntungan ini tidak dinikmati hanya kita saja, tetapi untuk warga," katanya.

Dalam pengolahan sampah tersebut, terdapat program “kredit plastik” setiap bulan yang bisa menghasilkan uang. Sampah yang dipilah kemudian dapat dijual lagi dan menghasilkan uang. Setiap 60 ton sampah plastik memiliki nilai jual sekitar Rp300ribu dan khusus sampah botol bisa bernilai lebih besar.

Tak hanya sampah plastik, terdapat juga potensi pendapatan lain dari Waduk Saguling, yaitu eceng gondok yang dianggap sebagai tanaman parasit. Tumbuhan ini bisa diberdayakan menjadi perabotan hingga atap gazebo yang menjadi penggerak ekonomi warga sekitar.

"Dari pendapatan itu, kita kembalikan ke masyarakat. Contohnya sekolah berbayar sampah dan klinik pengobatan," katanya.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sahroni

Tentang Penulis

Sumber: