Garuda Indonesia di Ujung Tanduk, DPR Sarankan Begini

JAKARTA - Pembentukan panitia khusus (pansus) dinilai lebih efektif ketimbang membuat panitia kerja (panja). Hal ini dalam memecahkan masalah yang tengah dialami maskapai Garuda Indonesia. Ketua Fraksi Partai NasDem DPR RI Ahmad M. AliĀ menegaskan, fraksinya mendorong pembentukan Pansus Garuda Indonesia. "Pembentukan panja tidak akan cukup. "Kita butuh pansus untuk melakukan penyelidikan secara komprehensif," kata Ali, dikutip Selasa, 21 Desember 2021. Ali mengatakan bahwa Pansus Garuda Indonesia bakal melibatkan berbagai komisi, mulai dari Komisi III, V, VI, hingga Komisi XI DPR. Kolaborasi itu untuk menyelidiki akar permasalahannya secara transparan. Dikatakan pula bahwa Pansus Garuda dibentuk semata untuk selesaikan sengkarut yang ada. Niat NasDem semata-mata ingin mengembalikan dan menjayakan Garuda serta kepercayaan dunia terhadap maskapai penerbangan ini. "Ini penting bagi Garuda untuk mengembalikan kepercayaan publik dan dunia," kata anggota Komisi III DPR itu. Setidaknya, menurut Ali, sudah ada tiga fraksi di DPR yang setuju membentuk Pansus Garuda Indonesia. Namun, dia belum bisa menjelaskan tiga fraksi tersebut. Yang jelas, kata dia, Fraksi NasDem bakal mengusulkan pembentukan Pansus Garuda Indonesia pada masa sidang mendatang. "Menurut saya fraksi yang tidak terlibat juga akan mendukung," ujarnya. Ia berharap ke depan makin banyak fraksi di DPR yang mendukung pembentukan Pansus Garuda Indonesia. "Kami melihat permasalahan di Garuda bukan hanya manajemen semata," kata Ali. Tidak itu saja, Wakil Ketua Umum Partai NasDem tersebut juga mengatakan bahwa permasalahan yang ada di Garuda Indonesia tidak berdiri sendiri dan telah muncul sejak lama. Ali mencontohkan kasus korupsi yang menjerat mantan Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar, kemudian pernyataan Rolls Royce yang menyebutkan adanya upaya dugaan penyogokan, penyuapan, dan lain-lain. Masalah lainnya, lanjut Ali, Garuda Indonesia memutus kontrak sewa 12 pesawat Bombardier CRJ 1000 lantaran biaya sewa dan perawatan yang terlalu mahal. Garuda Indonesia juga tidak bisa mengoperasikan seluruh unit pesawatnya. (khf/fin)
Sumber: