Utang Biasa-biasa

Utang Biasa-biasa

Presiden AS Joe Biden, Image Credit: @joebiden/Instagram--

Oleh: Dahlan Iskan

KETIKA tulisan ini saya buat, perang urat saraf masih menegangkan. Padahal uang pemerintah akan habis tanggal 1 Juni nanti. 

Pemerintah sudah mendesak agar DPR mengizinkan kenaikan plafon utang negara. Tanpa persetujuan itu dana kesehatan dan jaminan sosial tidak bisa dibayarkan lagi. Demikian juga sebagian gaji dan cicilan utang negara. Berarti Amerika gagal bayar –untuk kali pertama. 

Maka kalau sampai DPR tetap tidak memberi izin, Presiden Joe Biden disarankan membuat sejarah baru: menggunakan amandemen ke 14 konstitusi Amerika. Yakni menambah utang tanpa persetujuan Kongres. Alasannya bisa konstitusi juga: agar tidak gagal bayar utang. 

Biden sendiri masih optimistis pada saatnya nanti DPR akan setuju. Apalagi batas habisnya uang pemerintah ternyata bukan 1 Juni. Masih ada dana darurat yang bisa dipakai untuk keperluan lima hari. Berarti kas pemerintah baru benar-benar habis tanggal 5 Juni. 

Biden yakin Republik akan setuju tidak akan membiarkan Amerika dalam bahaya. Biden sendiri sudah menegaskan tidak akan menggunakan Amandemen ke-14. Agar tidak terjadi  pertengkaran akibat multi tafsir atas pasal 4 amandemen itu. Salah-salah Biden bisa di-impeach DPR. 

Amandemen ke-14 UUD itu sendiri dilakukan 150 tahun lalu. Isinya sebenarnya tentang status orang kulit hitam. Bekas budak. Mereka mulai diakui sebagai warga negara dan dijamin hak-hak kewarganegaraan mereka. Tapi di pasal 4 nya menyebutkan, secara tidak langsung, bahwa Amerika Serikat harus membayar utang-utangnya.

Amerika, tanpa menambah plafon utangnya, tidak mungkin bisa membayar utang yang sudah jatuh tempo. Atau anggaran untuk pembangunannya dipotong drastis. Termasuk anggaran untuk pegawai pemerintah, jaminan kesehatan, dan jaminan untuk orang miskin.

Utang Amerika kini sudah mencapai USD 31 triliun. Dalam 10 tahun terakhir saja naik USD 13   triliun. USD 8 triliun di masa kepemimpinan Trump dan USD 5 triliun di masa Biden yang masih dua tahun. Bunganya saja tiap tahun sekitar USD 800 miliar.

Meski suku bunga di Amerika sangat rendah, banyak negara pilih menyimpan uang di obligasi  Amerika. Aman. Tidak mungkin gagal bayar. UUD-nya menjamin itu: di pasal 4 amandemen ke 14. Suku bunga di sana sekitar 2 persen. Baru belakangan naik menjadi 2,7 persen. 

Amerika sudah punya utang sejak negara itu merdeka: 1776. Yakni utang untuk membiayai perang kemerdekaan: USD 75 juta. Itu catatan tahun 1791.

Utang itu naik menjadi USD 1 miliar di tahun 1863. Lonjakan terbesar terjadi juga karena perang. Yakni perang untuk memadamkan pemberontakan separatisme. Tahun itu Texas dan 13 negara bagian lain di kawasan selatan ini merdeka dari Amerika. 

Pun ketika terjadi perang dunia pertama dan kedua. Angka utang itu naik dari juta ke miliar dolar. Perang Afghanistan, Irak dan seterusnya membuat miliar itu menjadi triliun. Krismon 2008 dan Covid-19 triliun itu menjadi puluhan triliun. Puncaknya sekarang ini: 31 triliun. 

Tidak ada yang bisa disalahkan. Setiap pemerintahan di sana selalu menambah utang. Baik pemerintahan Republik maupun Demokrat. 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Afdal Namakule

Tentang Penulis

Sumber:

Berita Terkait

Jaga Hati

2 hari

Nilai Nol

1 minggu

Perang Bukan

1 minggu

Fokus Tiga

1 minggu

Zeni

1 minggu