Begini Kronologi dan Pola Penipuan Tiket Konser Coldplay di Media Sosial

Begini Kronologi dan Pola Penipuan Tiket Konser Coldplay di Media Sosial

War Tiket Coldplay Penuh Perjuangan, Awas Jangan Sampai Tertipu Calo! Catat Tips Berikut Ini--Google Photos

Begini Kronologi dan Pola Penipuan Tiket Konser Coldplay di Media Sosial

Korban penipuan penjualan tiket konser Coldplay membuat laporan polisi terkait dugaan penipuan penjualan tiket secara daring melalui media sosial.

Zainul Arifin selaku kuasa hukum para korban penipuan tiket konser Coldplay menyebut ada 14 orang di wilayah Jabodetabek yang menjadi korban dugaan penipuan tersebut dengan total kerugian sebesar Rp30 juta.

"Kami ke Bareskrim melaporkan atau memberikan informasi membuat laporan polisi terkait dengan peristiwa pidana dugaan penipuan melalui media elektronik, dalam hal ini penjualan tiket konser musik group band Coldplay," kata Zainul di Jakarta, Jumat 19 Mei 2023. 

Menurut Zainul, para pelaku penipuan penjualan tiket itu diduga merupakan sindikat yang melibatkan oknum di beberapa promotor.

BACA JUGA:Perhatian! Tiket Konser Coldplay Hari Ini Terakhir, Ini Link dan Cara Belinya

"Karena kenapa tidak berselang beberapa detik? War (perang rebutan) tiket itu dibuka, itu langsung closed (ditutup). Maka dari itu, kami mencurigai barangkali ada oknum yang di dalam itu bermain," tegasnya.​​​​​​​

Zainul mengatakan pola penipuan penjualan tiket konser musik itu bukan yang pertama kali terjadi. 

Sejumlah korban juga pernah ditipu dengan pola serupa pada konser grup vokal asal Korea Blackpink serta acara kejuaraan MotoGP di Mandalika.

Dia menjelaskan kronologi pola penipuan tersebut ialah ketika calon pembeli menunggu penjualan tiket dibuka, laman penjualan daring itu langsung habis. 

BACA JUGA:War Tiket Coldplay Penuh Perjuangan, Awas Jangan Sampai Tertipu Calo! Catat Tips Berikut Ini

Selain itu, semua akses pembelian tiket resmi pun sulit diakses, sehingga korban mencari jalan dengan cara mengakses melalui media sosial.

Dari media sosial itu, ada percakapan soal penjualan tiket. Kemudian, percakapan korban dipindahkan ke grup obrolan daring. 

Dari situlah ada transaksi yang satu sama lain memprovokasi saling mendukung, padahal bagian dari sindikat.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Khanif Lutfi

Tentang Penulis

Sumber: