Safari Tsinghua

Safari Tsinghua

--

"Mau naik sepeda atau motor listrik?" tanya Lutfiya.

"Jalan kaki saja," jawab saya.

"Kuat?"

"Kampus ini kan datar. Dua hari lalu saya naik ke puncak Huangshan," jawab saya.

Lutfiya sendiri punya sepeda. Dia beli sepeda setelah satu minggu tiba di Tsinghua. Kali pertama ke Beijing dulu, 1986, saya juga beli sepeda. Tahun itu nyaris belum ada mobil di Beijing. Jalan-jalan penuh sepeda. 

Lutfiya beli sepeda karena kampus ini besar sekali. Kalau berjalan kaki bisa-bisa tidak bisa mengejar pelajaran di kelas yang berbeda. 

Tentu saya diajak ke gerbang tua Tsinghua. Yang Anda sudah tahu: banyak orang berfoto di situ. Tulisan di gerbangnya seperti bukan gerbang universitas: 清华园。Taman Qing Hua.

Dulunya lokasi ini memang taman bunga istana kekaisaran dinasti Qing. Diubah jadi universitas di tahun 1911. Inilah universitas yang dibangun oleh Amerika sebagai penebusan kesalahan negara-negara Barat. Sebelum. Itu mereka telah menjarah harta kerajaan kuno yang tak ternilai harganya.

Karena itu bentuk gedung-gedung di kampus ini sangat Amerika. Penempatan gedungnya pun mirip seperti universitas besar di Amerika. Tamannya luas. Indah. Ada bukit-bukit kecil yang kelihatannya bukit buatan. Ada danau. Ada jogging track. Air mancur. Plaza. Pohon-pohon besar. 

Berada di dalam kampus Tsinghua tak bedanya dengan di Stamford atau di Harvard dan MIT. Apalagi kesejukan udara di bulan April membuat musim semi berbunga dan berdaun.

Anda sudah tahu: ada perang opium di pertengahan 1800-an. Kekaisaran Tiongkok kalah. Barat boleh menguasai kawasan manapun dan melakukan apa pun.

Maka tanah Tiongkok dikapling-kapling. Tianjin sampai Beijing dan sekitarnya dikuasai Amerika. Shandong dan sekitarnya Jerman. Guangzhou dan sekitarnya Prancis. Ujian dan sekitarnya Jepang. Harbin sampai Dakian untuk Rusia. Waktu itu Jepang dan Rusia bergabung di aliansi Barat. Inggris dapat wilayah... saya lupa.

Di zaman inilah terjadi apa yang dalam literatur disebut zaman perampokan dan penjarahan harta termahal Tiongkok: emas, berlian, mahkota raja, benda-benda kuno...

Zaman itu juga menimbulkan kebencian yang meluas di masyarakat. Apalagi taman-taman besar diberi pengumuman yang sangat merendahkan harga diri mereka. Anjing dan Tionghoa dilarang masuk.

Puncak kebencian itu terjadi tahun 1898. Di bulan Oktober yang mulai dingin. Yakni ketika kelenteng Jade Emperor, kelenteng kaisar, diubah menjadi gereja Katolik.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Afdal Namakule

Tentang Penulis

Sumber:

Berita Terkait

Nilai Nol

3 hari

Zeni

1 minggu

Hari Raya

1 minggu

Madinah Kafe

1 minggu