Gelar Market Outlook, Ini Panduan BNI Bagi Investor

Gelar Market Outlook, Ini Panduan BNI Bagi Investor

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk bekerjasama dengan CNBC Indonesia mengadakan BNI Emerald Market Outlook--

JAKARTA, FIN.CO.ID - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, atau BNI berkomitmen untuk terus memberikan panduan, update dan insight bagi para investor untuk dapat mengoptimalkan peluang di periode pemulihan ekonomi nasional.

Bekerjasama dengan CNBC Indonesia mengadakan BNI Emerald Market Outlook dengan tema "Optimizing Financial Opportunities as Epicentrum of Growth".

BACA JUGA:Tanggap Bencana Cianjur, Kemenkes Apresiasi BNI

Sebagai bentuk dedikasi dalam mengawal portfolio keuangan para investor, perseroan melalu BNI Emerald mengundang prominent speakers yang dapat memberikan insight investasi terbaik bagi para Nasabahnya.

Para pembicara tersebut antara lain Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan RI Febrio Nathan Kacaribu, Direktur Ashmore Asset Management Indonesia Steven Satya Yudha, Eko Priyono Pratomo (Komisaris Utama BNI Asset Management), dan Ekonom Senior INDEF Aviliani.

"Acara ini diselenggarakan sebagai bentuk komitmen kami kepada Nasabah BNI Emerald untuk memberikan update dan insight mengenai kondisi pasar keuangan dan investasi, baik secara global maupun domestik," kata Direktur Utama BNI Royke Tumilaar saat membuka BNI Emerald Market Outlook.

Dia mengatakan, tahun 2022 menjadi tahun yang penuh tantangan bagi pasar keuangan dan investasi global maupun domestik. Kebijakan kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral di berbagai negara, termasuk Indonesia, dan tingkat inflasi yang tinggi menyebabkan ketidakpastian di pasar saham, kenaikan yield obligasi, serta melemahnya berbagai nilai tukar terhadap US Dollar.

BACA JUGA:Adopsi Sistem Elektronik Perbankan, Dukcapil Sosialisasikan Penggunaan KTP Digital ke BNI

Ditambah lagi dengan kondisi geopolitik antara Rusia dan Ukraina yang menyebabkan gangguan pasokan energi dan pangan ke berbagai negara.

"Kondisi ketidakpastian ini masih mungkin akan terjadi di tahun 2023 dan dapat berdampak pada Indonesia, meskipun arah kondisinya sudah lebih dapat diprediksi," katanya.

Royke melanjutkan Indonesia sendiri memang mencatatkan Parameter Ekonomi yang baik di Tahun 2022. Tercatat pertumbuhan ekonomi dalam PDB tumbuh 5,31% secara YoY, neraca perdagangan konsisten surplus dalam 33 bulan dengan nilai sebesar US$3,8 miliar pada Januari 2023, dan cadangan devisa sebesar US$139,4 miliar yang terbilang cukup tinggi.

"Hal ini menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia terus berkembang meskipun dihadapkan dengan kondisi global yang tidak menentu," pungkasnya.

Terkait hal tersebut, BNI pun berkomitmen untuk memberikan pendampingan yang tepat bagi para nasabah dalam berinvestasi.

BACA JUGA:KCLN BNI Amsterdam Disambut Positif, Tingkatkan Ekspor Bantu Diaspora

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sahroni

Tentang Penulis

Sumber: