Tentang Brain-Eating Amoeba, Simak Penjelasan Guru Besar Farmasi Universitas Esa Unggul

Tentang Brain-Eating Amoeba, Simak Penjelasan Guru Besar Farmasi Universitas Esa Unggul

--

“Hingga saat ini juga belum tersedia tes cepat untuk identifikasi infeksi “amuba pemakan otak”. Kasus PAM ini jarang dan sulit dideteksi dan sekitar 75% kasusnya baru bisa ditegakkan setelah pasien yang menderita penyakit ini meninggal dunia”, jelasnya.

Pencegahan infeksi “amuba pemakan otak”

Prof. Maksum menjelaskan bahwa walaupun kasus infeksi amuba Naegleria fowleri tergolong jarang terjadi, namun upaya pencegahannya sangat penting uintuk dilakukan, mengingat tingginya angka kematian akibat infeksi amuba ini.

Prof. Maksum juga menyarankan bahwa sebaiknya menghindari berenang di danau atau sungai terutama ketika cuaca sedang hangat; gunakan penutup hidung atau gunakan jari untuk menutup hidung saat melompat atau menyelam di danau; hindari bermain atau menggali sedimen lumpur di bawah air tawar yang dangkal, karena amuba kemungkinan hidup di dalam sedimen tersebut. Pastikan dengan baik ketika berenang di kolam renang bahwa airnya bersih dan higienis, serta desinfeksi kolam renang secara rutin sebelum dan sesudah digunakan. Awasi anak-anak jika menggunakan selang air, atau aktivitas lainnya agar air tidak masuk ke dalam hidung.

“Infeksi amuba Naegleria fowleri dapat menyebabkan kondisi yang parah dan fatal yang disebut meningoensefalitis amuba primer. Infeksi ini terjadi ketika amuba masuk melalui hidung dan menyebar ke otak. Walaupun infeksi Naegleria fowleri sangat jarang, namun, jika seseorang gemar berenang atau sering membilas hidungnya, perlu memperhatikan upaya pencegahan guna mengurangi risiko infeksi”, pungkas Prof. Maksum mengakhiri perbincangan ini.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sahroni

Tentang Penulis

Sumber: