Akademisi Dorong Transformasi Digital dan Pembenahan Industri Sepak Bola Indonesia

Akademisi Dorong Transformasi Digital dan Pembenahan Industri Sepak Bola Indonesia

Akademisi dorong pembenahan industri sepak bola RI-Dok Istimewa-

JAKARTA, FIN.CO.ID-  Akademisi dan juga dosen ilmu komunikasi Universitas Bina Sarana Informatika (BSI) Kennorton Hutasoit, mendorong transformasi digital dalam rangka membangun industri sepak bola Indonesia. 

Hal itu dikatakan Kennorton dalam kegiatan seminar nasional Forum Akademisi Penggemar Sepak Bola Indonesia (FAPSI) di Bandung, Selasa 31 Januari 2023.

Menutnya, ada dua hal yang bisa dilakukan bagi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang baru maupun klub dalam mendorong transformasi digital. Pertama, melakukan adaptasi dengan memanfaatkan media sosial untuk mengedukasi supporter atau masyarakat agar tidak melakukan tindakan kekerasan, kerusuhan ataupun ujaran kebencian.

BACA JUGA:Akademisi Puji Gagasan Erick Thohir Jika Jadi Ketum PSSI: Jadikan Jepang Role Model Sepak Bola Indonesia

“PSSI dan klub harus memaksimalkan penggunaan media sosial untuk terhubung dengan fans. Jumlah penggemar yang masif di media sosial PSSI dan klub, akan memberi ruang untuk mendatangkan pendapatan antara lain dari pemasang iklan di media sosial. PSSI dan klub juga harus mengedukasi penggemar untuk selalu menghindari ujaran kebencian di sosial media,” ujar Kennorton

Kedua, Kennorton menambahkan, digitalisasi pada sistem yang menyangkut pertandingan di sebuah stadion, seperti ticketing maupun venue yang ramah digital.

Dikatakan Kennorton, ticketing secara digital berguna untuk mengantisipasi kepadatan massa penonton sepak bola di sebuah stadion, seperti yang sudah dilakukan oleh Persebaya sejak tahun 2017.

BACA JUGA:Masyarakat Pecinta Sepak Bola Indonesia Menaruh Harapan Besar Kepada Erick Thohir Pimpin PSSI

“Hal ini perlu dijadikan percontohan untuk klub sepak bola lainnya agar pertandingan dapat berjalan dengan baik dan lancar. Untuk menjamin kenyamanan dan keselamatan penonton serta pemain, sistem penjualan tiket perlu dilakukan perubahan dengan menggunakan sistem digital big data,” paparnya.

“Sehingga memudahkan pemeriksaan tiket, tidak ada kecurangan dalam pembelian tiket, menghindari calo, pemalsuan tiket, dan penjualan tiket melebihi kapasitas Stadion,” imbuh Kennorton.

Lanjut Kennorton, kasus Tragedi Kanjuruhan sebenarnya bisa diantisipasi jika memanfaatkan teknologi secara maksimal, salah satunya dengan membuat venue yang ramah digital. 

BACA JUGA:Persipasi Bekasi Juara Liga 3 Jawa Barat, Suporter Pertanyakan Kelanjutan Pertandingan dan Keputusan PSSI

“Kejadian korban 135 orang meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruhan itu bisa diantisipasi apabila kita melakukan suatu kemajuan di bidang teknologi dengan menggunakan venue yang ramah dengan digital,” ungkapnya.

“Mendeteksi gerakan, mendeteksi setiap penonton yang akan datang dan semua situasi di dalam stadion maupun di luar terdeteksi misalnya dengan digital venue ini saya kira bagus sekali,” sambungnya.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Afdal Namakule

Tentang Penulis

Sumber: