Nyamuk Aedes Aegypti Super-Resisten

Nyamuk Aedes Aegypti Super-Resisten

Prof. Dr. Maksum Radji, M. Biomed--

Melansir laman https://www.ecdc.europa.eu/en/dengue-monthly tanggal 19 Desember 2022 yang lalu, Prof. Maksum menyebutkan bahwa selama tahun 2022 telah dilaporkan sebanyak 3.766.153 kasus dan 3.582 kematian di seluruh dunia. 

 

BACA JUGA:Nyamuk Berdarah Makin Mengancam

 

Kasus DBD yang tertinggi dilaporkan dari Brasil (2.182.229), Vietnam (325.604), Filipina (201.509), India (110.473) dan Indonesia (94.355). Mayoritas kematian telah dilaporkan dari Brasil (929), Vietnam (112), Filipina (656), India (86) dan Indonesia (853). 

 

Prof. Maksum menambahkan bahwa baru-baru ini penelitian yang dilakukan oleh Shinji Kasai, seorang peneliti di National Institute of Infectious Diseases di Tokyo Jepang, menyimpulkan bahwa nyamuk Aedes aegypti salah satu nyamuk pembawa beberapa jenis virus, antara lain virus Dengue, virus demam kuning (Yellow fever virus), virus Zika, dan virus Chikungunya, kini semakin kebal dan kuat. 

 

“Sebagaimana penelitian yang dilaporkan pada laman https://www.inverse.com/science/super-resistant-genes-mosquitoes-dengue pada tanggal 25 Desember 2022 yang lalu menunjukkan bahwa sampel nyamuk Aedes aegypti yang diambil dari beberapa negara di wilayah Asia Tenggara yakni Vietnam, Indonesia, Taiwan, Kamboja dan Ghana, terbukti bahwa yamuk-nyamuk Aedes aegypti terutama yang ada di wilayah Vietnam dan Kamboja memiliki kekebalan yang luar biasa terhadap insektisida. Adanya mutasi gen menyebabkan nyamuk menjadi resisten terhadap insektisida. Nyamuk yang super resisten ini membuat para ilmuwan khawatir tentang wabah demam berdarah di masa depan karena akan menyebabkan kesulitan dalam memberantas nyamuk yang menjadi vektor penyebaran beberapa jenis virus terutama virus demam berdarah Dengue”, ungkap Prof. Maksum.

 

Menurut Prof. Maksum, wabah demam berdarah Dengue telah meningkat 30 kali lipat selama lima puluh tahun terakhir, antara lain disebabkan karena nyamuk pembawa virus Dengue mampu berkembang biak dengan cepat dan memperluas habitatnya karena adanya pemanasan global dan perubahan iklim. 

 

BACA JUGA:Bahaya Obat Nyamuk Bakar 100 Kali Lipat dari Rokok

 

Meskipun vaksin Dengue telah tersedia, namun upaya untuk mengendalikan penyakit ini difokuskan pada pemusnahan populasi nyamuk melalui penyemprotan insektisida antara lain golongan piretroid. 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Makruf

Tentang Penulis

Sumber: