Kenapa Harga BBM Pertamina Paling Lama Turun? Ternyata Ini Alasannya

Kenapa Harga BBM Pertamina Paling Lama Turun? Ternyata Ini Alasannya

BBM Pertamina Ilustrasi-dok-

JAKARTA, FIN.CO.ID - Badan usaha dalam hal ini Pertamina dinilai memiliki hak dan kewenangan untuk menetapkan sendiri harga bahan bakar minyak (BBM). 

Yakni, BBM non subsidi pemerintah atau non public service obligation (non-PSO) sesuai ketentuan yang berlaku seperti Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina Dex.

Pengamat migas Komaidi Notonegoro yang juga Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, mengatakan Indonesia sebenarnya sudah menganut sistem tersebut.

Yaitu badan usaha diberikan hak dan kewenangan untuk menentukan harga BBM non-PSO dengan memperhitungkan banyak aspek.

BACA JUGA:Berikut Harga BBM Pertamina di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Per 30 Januari 2023

Di negara lain bahkan ketika harga minyak turun, seketika harga BBM akan turun, namun periode evaluasi masing-masing negara berbeda dan ada beberapa metode.

“Di Asia Tenggara paling lama di Indonesia. Kalau di Malaysia dan Thailand sekitar 10 hari. Ada juga yang penentuan harga baru BBM setiap satu minggu dievaluasi, salah satunya Singapura. Kalau waktunya pendek ketika harga minyak turun jadi masyarakat konsumen lebih ingat satu minggu lalu habis turun (harga minyak) sehingga kalau turun (harga minyak) diturunkan harga BBM, jadi logis. Begitu juga kalau naik,” kata Komaidi dalam keterangan di Jakarta, Senin 30 Januari 2023.

Menurut dia, sisi regulasi sebenarnya sudah diatur bagaimana secara berkala badan usaha, termasuk Pertamina, berhak melakukan evaluasi harga BBM non subsidi. Hanya ada batas atas maupun batas bawah sebagai pedoman bagi para badan usaha.

Secara terpisah Josua Pardede, Chief Economist Bank Permata, menilai tepat kebijakan penyesuaian BBM non-PSO secara fluktuasi mengikuti penurunan harga minyak dunia. Pertamina tidak perlu menunggu instruksi dari pemerintah dalam menyesuaikan harga BBM non-PSO.

BACA JUGA:Beredar Kabar Harga BBM Pertalite Turun, Berikut Adalah Harga BBM di SPBU Pertamina Dari Sabang Sampai Merauke

"Badan Usaha memiliki kewenangan dalam menentukan harga BBM non PSO karena BBM tersebut sama sekali tidak mendapatkan subsidi dari pemerintah,” ujarnya.

Menurut dia, faktor-faktor yang mempengaruhi naik turunnya harga BBM non-PSO tentu saja terkait dengan harga minyak mentah dan nilai tukar dolar Amerika Serikat, distribusi, dan biaya angkut.

Selain itu juga mempertimbangkan aspek persaingan dengan badan usaha hilir migas lainnya. Review bulanan terhadap harga BBM non-PSO dinilai sudah tepat.

“Jika memungkinkan, review mingguan akan lebih baik. Review mingguan berpotensi membuat fluktuasi harga tidak terlalu besar, dan membiasakan masyarakat terhadap perubahan harga BBM,” katanya.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Khanif Lutfi

Tentang Penulis

Sumber: