Pembakaran Al-Qur'an, Menlu Swedia: Provokasi Islamofobia Sangat Mengerikan

Pembakaran Al-Qur'an, Menlu Swedia: Provokasi Islamofobia Sangat Mengerikan

Mushaf Al-Qur'an. (Pixabay)--

JAKARTA, FIN.CO.ID - Kasus pembakaran Al-Qur'an Swedia mendapat kecaman dari banyak pihak dan sejumlah negara. 

Swedia ikut mengkritik pembakaran Al-Qur'an oleh ekstremis sayap kanan Swedia-Denmark di Stockholm. 

Tetapi mempertahankan keputusannya untuk mengizinkan aksi pembakaran Al-Qur'an Swedia berlangsung.

BACA JUGA:Pembakaran Al-Qur'an oleh Ekstremis Sayap Kanan di Swedia Dikecam Turki

Dalam unggahan di Twitter pada Sabtu lalu, Perdana Menteri Ulf Kristersson berkata, “Kebebasan berekspresi adalah hal mendasar dalam demokrasi. Namun, apa yang sesuai hukum belum tentu patut.”

“Membakar kitab yang dianggap suci bagi banyak orang adalah tindakan yang sangat kasar. Saya ingin menyatakan simpati kepada semua Muslim yang merasa terhina oleh apa yang terjadi di Stockholm,” ujar Ulf.

Hal senada dikatakan oleh Menteri Luar Negeri Swedia Tobias Billstrom.

“Provokasi Islamofobia sangat mengerikan. Swedia memiliki kebebasan berpendapat yang luas, tetapi itu tidak berarti bahwa Pemerintah Swedia, atau saya sendiri, mendukung pendapat yang diungkapkan.”

BACA JUGA:Indonesia, Turki dan Arab Kutuk Keras Pembakaran Alquran di Swedia

Pemimpin sayap kanan Stram Kurs (Garis Keras) Denmark itu mendapat izin dari pemerintah Swedia untuk membakar Al Quran di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm pada Sabtu.

Merespons izin Swedia tersebut, Ankara membatalkan kunjungan Menteri Pertahanan Swedia Pal Johnson ke Turki.

Kementerian Luar Negeri Turki pada Jumat memanggil Duta Besar Swedia di Ankara Staffan Herrstrom untuk diberi tahu bahwa Turki “mengecam keras tindakan provokatif tersebut, yang jelas merupakan kejahatan kebencian, dan sikap Swedia tidak dapat diterima".

Turki juga berharap tindakan semacam itu tidak diizinkan dan penghinaan terhadap nilai-nilai suci tidak dapat dibela dengan alasan demokrasi.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Khanif Lutfi

Tentang Penulis

Sumber: