Polisi Swedia Izinkan Pembakaran Alquran, Perdana Menteri Ulf Kristersson Murka!

Polisi Swedia Izinkan Pembakaran Alquran, Perdana Menteri Ulf Kristersson Murka!

Politisi Swedia bakar Alquran. (Viral Twitter) --

STOCKHOLM, FIN.CO.ID- Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson mengutuk aksi pembakaran Alquran yang dilakukan oleh Politisi sayap kanan Rasmus Paludan. 

Pemerintah Swedia menyebut aksi pembakaran kita suci Alquran sebagai aksi tidak sopan terhadap pemeluk agama Islam. 

"Kebebasan berekspresi adalah bagian mendasar dari demokrasi. Tapi apa yang legal belum tentu sesuai. Membakar buku yang suci bagi banyak orang adalah tindakan yang sangat tidak sopan," tulis Ulf Kristersson di akun Twitter-nya. 

BACA JUGA:Indonesia, Turki dan Arab Kutuk Keras Pembakaran Alquran di Swedia

Ulf Kristersson marah karena Rasmus Paludan diizinkan oleh polisi Swedia untuk melakukan protes dengan membakar Alquran di depan Kedutaam Besar Turki di Stockholm. 

"Saya ingin mengungkapkan simpati saya untuk semua Muslim yang tersinggung dengan apa yang terjadi di Stockholm hari ini," kata Ulf Kristersson. 

Menurut sebuah laporan oleh Washington Post, pemimpin sayap kanan Swedia Rasmus Paludan mendapat izin untuk membakar Alquran dari pemerintah Swedia. Dia dilindungi oleh polisi saat melakukan aksinya.

Pemerintah Turki memanggil duta besar Swedia untuk Ankara pada hari Sabtu kemarin untuk memberikan penjelasan atas aksi tersebut. 

BACA JUGA:Curhatan Ustazah Nadia Ketika Disawer Bapak-bapak Saat Lantunkan Alquran: Saya Tidak Dihargai!

"Kami mengutuk sekeras mungkin serangan keji terhadap kitab suci kami... Mengizinkan tindakan anti-Islam ini, yang menargetkan umat Islam dan menghina nilai-nilai suci kami, dengan kedok kebebasan berekspresi sama sekali tidak dapat diterima," kata Kementerian Luar Negeri Turki.

Aksi pembakaran Alquran dilakukan oleh Rasmus Paludan sebagai bentuk protes terhadap pemerintah yang menjalin kerjasama Turki untuk bergabung dengan NATO. 

BACA JUGA:Gawat! NATO Mulai 'Main-Main' Bom Nuklir di Belgia, Alasannya Latihan Rutin

Baru-baru ini, setelah invasi Rusia ke Ukraina tahun lalu, Finlandia dan Swedia mengajukan keanggotaan NATO (Organisasi Perjanjian Atlantik Utara) di mana Turki telah menjadi anggota selama 70 tahun.

 Untuk menjadi anggota NATO, negara pemohon harus mendapatkan persetujuan dari 30 negara. Hungaria dan Turki sejauh ini belum memberikan jawaban apapun

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Afdal Namakule

Tentang Penulis

Sumber: