Gegara Autopilot, Mobil Tesla Kecelakaan Lagi, NHTSA Mulai Penyelidikan

Gegara Autopilot, Mobil Tesla Kecelakaan Lagi, NHTSA Mulai Penyelidikan

Tesla Model 3, Image oleh capital street fx dari Pixabay --

JAKARTA, FIN.CO.ID - Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional AS (NHTSA) memulai penyelidikan, atas dua lagi kecelakaan yang melibatkan mobil listrik Tesla.

Menurut dugaan NHSTA, kecelakaan ini disebabkan oleh fitur pengemudi canggih, dalam hal ini autopilot.

Media luar ramai memberitakan bahwa Kecelakaan baru-baru ini. melibatkan Tesla Model 3 2020, yang masuk dalam kategori sedan entry-level.

Seperti diketahui, Tesla memberikan fitur Autopilot di semua mobil barunya saat ini.

Tesla juga menjual fitur tambahan dalam paket yang dipasarkan, fitur yang dinamakan Enhanced Autopilot atau Full Self-Driving (FSD) di AS, dengan biaya 15.000 dolar atau 199 dolar AS per bulan.

Perusahaan otomotif milik Elon Musk itu disebutkan memberi ijin kepada beberapa pemilik, untuk mengakses fitur yang belum sepenuhnya di-debug di bawah program FSD Beta.

Ijin ini termasuk menguji fitur autopilot itu di jalan umum.

Sejauh ini belum ada mobil Tesla yang benar-benar otonom, dan tidak ada pembuat kendaraan yang menjual mobil tanpa pengemudi hingga hari ini di AS.

Sebelumnya, CEO Tesla Elon Musk mengatakan kepada pemegang saham bahwa, kendaraan tanpa sopir milik Tesla ini, akan mampu melakukan demo drive lintas negara, tanpa campur tangan manusia pada akhir 2017. Sayangnya, hingga saat ini, hal itu berlum kesampaian.

Kecelakaan baru yang ditambahkan ke daftar investigasi NHTSA bulan ini, termasuk tabrakan Hari Thanksgiving yang melibatkan delapan mobil setelah seorang pengemudi Tesla Model S 2021, bergerak tidak menentu melalui jalur lalu lintas di San Francisco Bay Bridge.

Pengemudi Model S, yang merupakan sedan premium Tesla, mengklaim bahwa mereka menggunakan fitur Full Self Driving, menurut catatan yang dirilis oleh California Highway Patrol, seperti yang dilaporkan CNN pertama kali.

Menurut data yang diperoleh dari NHTSA oleh CNBC, agensi sedang menyelidiki setidaknya 41 kecelakaan yang melibatkan kendaraan Tesla di mana fitur otomatis seperti pengereman darurat otomatis, atau fitur sistem bantuan pengemudi yang lebih luas termasuk dalam Autopilot, FSD dan FSD Beta terlibat.

Catatan menunjukkan bahwa 14 dari penyelidikan sebelumnya menyangkut kecelakaan yang mengakibatkan kematian.

Tesla juga menghadapi tuntutan hukum konsumen serta pengawasan federal dan negara bagian atas klaim keselamatan dan praktik pemasarannya. California DMV menuduh Tesla terlibat dalam iklan palsu seputar sistem bantuan pengemudinya.

Dalam tanggapan baru-baru ini terhadap gugatan konsumen yang diajukan di California, Tesla mengatakan bahwa "kegagalan" untuk mewujudkan "tujuan aspirasional jangka panjang" tidak sama dengan penipuan.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Makruf

Tentang Penulis

Sumber: