Bank BTN Dukung WSBI Digitalisasi dan Inklusi Keuangan Global

Bank BTN Dukung WSBI Digitalisasi dan Inklusi Keuangan Global

Bank BTN Dukung WSBI Digitalisasi dan Inklusi Keuangan Global--(dok.Bank BTN)

BALI, FIN.CO.ID - Menindaklanjuti hasil konferensi tingkat tinggi G20 yang digelar sebelumnya di Denpasar, Bali, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk bersama World Saving Bank Institute (WSBI) atau asosiasi Bank ritel dan tabungan internasional menyelenggarakan Pertemuan ke 28 WSBI Asia Pacific Regional Meeting dengan tema “Sustainable and Resilient - Savings and Retail Banks in the Post-Pandemic Era”.

Sejalan dengan tema tersebut, terdapat sejumlah agenda diskusi yang digelar dari tanggal 15 hingga 16 Desember 2022, diantaranya mengenai digitalisasi dan inklusi keuangan, keberlanjutan dan  “green finance”, serta inovasi, fintech, dan pembayaran.

BACA JUGA:HUT KPR ke-46, BTN Perluas Digital Mortgage Ecosystem

BACA JUGA:Tahun 2023 Bisnis Pembiayaan Rumah Diprediksi Tumbuh Positif, BTN Bidik 5,8 Juta Generasi Milenial

Haru menjelaskan, pada pertemuan tersebut, hadir diantaranya anggota WSBI seperti Peter Simon, Managing Director dari  WSBI European Saving & Retail Bank, Shantan Yoosiri Senior Executive Vice President of Government Saving Bank Thailand dan sejumlah delegasi dari berbagai negara seperti Government Saving Bank of Thailand, Cambodian Bank, Xalk Bank Uzbekistan, Amonat Bank, Tajikistan, Post Bank, Iran, Kenya Post Office Savings Bank, La Poste, Burkina Faso, Bostwana Savings Bank, Bostwana, European Investment Bank , Uni Eropa dan lain sebagainya.

“Kami berterimakasih atas kesempatan yang diberikan kepada BTN untuk dapat berkolaborasi dengan WSBI  untuk membahas secara bersama dalam diskusi, bertukar informasi mengenai langkah-langkah dan strategi penguatan digitalisasi, inklusi keuangan dan “green financing” serta membahas hasil G20 sebelumnya,” kata Direktur Utama, Haru Koesmahargyo di Bali, Kamis (15/12).

“Stabilitas perekonomian negara-negara pada saat pandemi Covid-19 yang terjadi selama dua tahun terakhir sangat tergantung pada peran perbankan dalam melakukan fungsi intermediasi, dan peningkatan inklusi keuangan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, usaha mikro kecil dan menengah,”  kata Haru.

Bank BTN, lanjut Haru, mendukung pemulihan ekonomi Indonesia khususnya dari sektor properti. Pandemi telah memacu perbankan menguatkan digitalisasi dalam layanan bank, termasuk BTN yang tahun lalu telah meluncurkan website dan aplikasi BTN Properti for Developer, Smart Residence dan transformasi dengan penerapan beberapa inisiatif strategi setelah terbukti menunjukkan hasil yang positif.

BACA JUGA:HUT KPR ke-46, BTN Lengkapi Platform Digital dan Hadirkan Konsep Metaverse

“Beberapa hal yang kami jalankan adalah dengan memperkuat sentralisasi proses bisnis dan memfokuskan kantor cabang pada penjualan, kami juga memperkuat pencadangan kredit bermasalah untuk memperkuat pondasi Bank BTN dalam menjalankan ekspansi bisnis serta meningkatkan jumlah dana murah yang terbukti berhasil menurunkan cost of fund secara signifikan,” katanya.

Sementara itu pada kesempatan yang sama,  Peter Simon, Managing Director dari WSBI European Saving & Retail Bank, menyampaikan bahwa perbankan menjadi garis pertahanan utama yang menyokong stabilitas perekonomian. Setelah pandemi, Simon mengungkapkan tantangan perekonomian tetap lebih menantang khususnya di benua Eropa.

“Banyak yang berharap, setelah pandemi berakhir,  seolah-olah dalam beberapa bulan semuanya bisa kembali seperti sebelum Januari 2020. Apa yang kita semua lihat agak berbeda. Sekarang jelas bahwa tahun-tahun pandemi meninggalkan sejumlah perubahan permanen bagi kita. Krisis di Ukraina, prospek geopolitik yang lebih rumit, dan meningkatnya inflasi di Eropa dan Amerika Utara mempersulit kami untuk beradaptasi dengan perubahan tersebut,” kata Simon.

Terkait dengan tema pertemuan WSBI hari ini, Simon menjelaskan bahwa Perbankan dituntut oleh para pemangku kepentingan, Pemerintah maupun masyarakat untuk meningkatkan digitalisasi dan perekonomian berkelanjutan.  Ia menilai urgensi transisi ke model ekonomi yang lebih berkelanjutan semakin nyata.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sahroni

Tentang Penulis

Sumber: