20 Gempa Susulan Terjadi di Karangasem Bali, Masyarakat Diminta Periksa Kondisi Rumah

20 Gempa Susulan Terjadi di Karangasem Bali, Masyarakat Diminta Periksa Kondisi Rumah

Gempa Bali-ist-

JAKARTA, FIN.CO.ID - Pasca Gempa Karangasem Bali, BMKG mengimbau masyarakat terutama di Bali untuk memeriksa bangunan dan rumahnya dari kemungkinan retakan dan kerusakan. 

Diketahui gempa berkekuatan magnitudo 5,2 mengguncang wilayah Karangasem, Bali, Selasa 13 Desember 2022.

BACA JUGA:Gempa Guncang Karangasem Bali M5.2 Begini Kondisi Terkini

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono meminta masyarakat memastikan kestabilan bangunan sebelum kembali masuk ke dalam tempat tinggalnya setelah beberapa wilayah Bali, khususnya Karangasem, diguncang lebih dari 20 gempa susulan (aftershock) sampai pukul 20.56 WITA.

Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, serta menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. 

"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, atau pun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," kata Daryono sebagaimana dikutip dari siaran tertulis BMKG.

Sejauh ini, laporan resmi BMKG menyebutkan lima rumah dan satu rumah sakit (RS) rusak akibat gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,2 itu. 

BACA JUGA:Gempa M5.2 Bali, Rumah Sakit di Karangasem Rusak

Empat rumah rusak dilaporkan berada di Dusun Baturinggit Kelod, Desa Baturinggit, Kubu, Karangasem, dan satu rumah rusak di Dusun Pagubugan, Desa Manggis, Karangasem. Sementara itu, RS Balimed, Bebandem, Karangasem juga dilaporkan mengalami kerusakan.

Walaupun demikian, BMKG belum menerima laporan adanya korban jiwa.

Dalam siaran tertulis yang sama, Daryono menjelaskan pusat gempa bumi berjarak 1 kilometer ke arah timur dari Kubu, Karangasem. Kedalaman gempa mencapai 30 kilometer.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas Sesar Naik Flores (Flores back arc thrust). Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," kata Daryono.

Getaran gempa di Karangasem juga dirasakan di daerah Tabanan, Badung, Buleleng, dan Denpasar, kemudian di beberapa daerah di Nusa Tengggara Barat tepatnya di Mataram, Lombok Utara, Lombok Tengah, dan Lombok Barat.

Walaupun demikian, hasil pemodelan BMKG menunjukkan gempa di Karangasem itu tidak berpotensi memicu tsunami.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Khanif Lutfi

Tentang Penulis

Sumber: