Kasus 3 Wanita Disekap di Cafe Terungkap, Begini Kronologinya

Kasus 3 Wanita Disekap di Cafe Terungkap, Begini Kronologinya

SINGARAJA - Tiga wanita muda melapor ke polisi dan mengaku disekap di Kafe The Dari, Kelurahan Banyuasri, Buleleng, Singaraja, Bali. Ketiganya berinisial PDA alias Putri (26), DF alias Dita (20), dan YUP alias Yusi (22). Ketiga perempuan yang belakangan diketahui sebagai waitress, itu disekap hingga mengalami trauma berat. Bahkan akibat disekap, salah seorang dari mereka harus dilarikan ke RS gara-gara muntah-muntah. Sehari setelah membuat laporan, ketiga wanita itu mendadak mencabut laporan. Mereka memilih mencabut laporan karena menganggap hal itu hanya miskomunikasi belaka. Lurah Banyuasri Ketut Darmika mengungkapkan, pihaknya bersama Bhabinkamtibmas dan Kepala Lingkungan setempat, sudah mendatangi kafe tersebut. Pihak kelurahaan juga telah bertemu dengan pemilik kafe. Dari keterangan pemilik kafe, ada miskomunikasi antara para waitress dengan pemilik kafe. “Kalau dari penjelasan pemilik kafe, ketiga waitress itu dalam kondisi mabuk. Kemudian dibiarkan tidur di sana. Supaya dalam waktu 1-2 jam bisa lebih terkontrol kondisinya,” kata Darmika, seperti diberitakan Radarbali.id, Jumat, 24 Desember 2021. Diduga saat tersadar, mereka panik karena tidak ada orang di kafe tersebut. Mereka kemudian menghubungi rekannya yang berada di luar kafe. Dengan harapan polisi datang membantu. Saat polisi datang ke TKP, salah seorang waitress kemudian dibawa ke rumah sakit. Karena ditengarai masih dalam kondisi mabuk. “Informasinya kemarin malam (Kamis malam, Red) sudah diselesaikan di polres. Sudah klir masalahnya,” kata Darmika. Sementara versi polisi, peristiwa dugaan penyekapan itu bermula pada Kamis, 23 Desember 2021 dini hari. Saat itu tiga waitress tersebut melayani pengunjung. Mereka saat itu mengunjungi tamu hingga pukul 02.00 dini hari. Setelah pengunjung pulang, pengelola kafe pun berencana menutup ruangan. Namun ketiganya disebut bersikeras bertahan di dalam kafe, sambil mengonsumi minuman beralkohol. Lantaran kafe sudah mau tutup, salah seorang operator musik berinisial MS, langsung memanggil ketiganya. Mereka diminta masuk ke dalam ruang tunggu. Lampu di ruangan itu kemudian dimatikan. Pendingin udara dan kipas angin juga dimatikan, sehingga tidak ada sirkulasi udara. Operator itu kemudian mengunci ruangan dari luar. Sementara ketiga wanita tersebut tetap berada di dalam ruangan. Selang beberapa jam, salah seorang waitres, yakni Yusi mendadak sesak nafas. Akhirnya kedua wanita lainnya pun ikut panik. Mereka kemudian mengadu kepada polisi melalui hotline WhatsApp Polres Buleleng pada pukul 05.15 pagi. Polisi langsung mengevakuasi ketiganya. Dua orang disebut dalam keadaan sehat. Sementara seorang lainnya sempat dirawat di RSAD Wirasatya Singaraja. Kasi Humas Polres Buleleng Iptu Gede Sumarjaya mengatakan, polisi telah meminta keterangan para pihak. Baik itu waitress kafe, pengelola kafe, maupun operator musik yang dituding menyekap para waitress tersebut. “Pengakuan dari operator, ketiganya sudah melewati batas jam kerja. Jadi maksudnya itu untuk memberikan efek jera saja,” kata Sumarjaya. Menurut Sumarjaya ketiga waitress itu memilih mencabut pengaduan yang sempat dilayangkan pada polisi. Mereka memilih menyelesaikan secara kekeluargaan. Sebab para waitress dan operator musik merupakan rekan kerja di satu lokasi. “Sudah diselesaikan secara kekeluargaan tadi (kemarin, Red) pagi. Mereka sudah menandatangani surat damai dan meminta laporannya tidak dilanjutkan,” tandasnya.(gw)  

admin

Tentang Penulis

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI

google news icon

Sumber: