PLN Gandeng 3 Produsen PLTS, Siap Bangun Pabrik Solar Panel Terbesar Se-Asia Tenggara

PLN Gandeng 3 Produsen PLTS, Siap Bangun Pabrik Solar Panel Terbesar Se-Asia Tenggara

--

NUSA DUA, FIN.CO.ID - PT PLN (Persero) melalui subholding PT PLN Indonesia Power menggandeng perusahaan produsen solar panel luar negeri terkemuka dan dua perusahaan dalam negeri untuk bisa meningkatkan penetrasi solar panel di Indonesia. Langkah ini untuk akselerasi transisi energi guna mencapai target net zero emission pada tahun 2060.

Penandatanganan nota kesepahaman dilakukan oleh Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, Direktur PT Agra Surya Investindo, Harvey Tjokro, Chairman Trina Solar, Gao Jifang, Attorney In Fact PT Daya Anugerah Sejati Utama, Franky Oesman Widjaja serta disaksikan langsung oleh Menteri Investasi/BKPM Bahlil Lahadalia dan Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (KADIN) Arsjad Rasjid di sela perhelatan G20, Minggu (13/11).

BACA JUGA:Kembali Wujudkan Kolaborasi Transisi Energi, PLN Gaet Investasi Hijau Dari Aliansi Filantropi Global

BACA JUGA: PLN Teken Kesepakatan dengan Amazon untuk Proyek Tenaga Surya 210 MW di Indonesia

Melalui kerja sama ini, PLN Indonesia Power berkolaborasi untuk membangun pabrik, mengembangkan skema bisnis maupun model pemasaran produk solar panel di dalam negeri.

Harapannya perusahan ini akan menjadi perusahaan solar panel terbesar di Asia Tenggara dan produksinya langsung dilakukan oleh anak bangsa.

Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra menjelaskan, langkah ini merupakan salah satu upaya meningkatkan kapasitas nasional dalam negeri untuk memperkuat infrastruktur pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).

"Saat ini peluang pasar yang sangat besar belum didukung oleh industri solar panel dalam negeri secara maksimal. Masih terdapat disparitas harga produk solar panel dalam negeri, di mana harga impor 40 persen lebih murah dibanding harga dalam negeri," ujar Edwin.

BACA JUGA:Terus Realisasikan Kolaborasi Global, PLN Kembangkan Energi Bersih Bersama ACWA Power

Edwin menjelaskan, disparitas harga ini dikarenakan rantai pasok dalam negeri yang belum terbentuk secara end to end. Padahal target pemerintah dalam TKDN PLTS mencapai 60 persen, namun saat ini baru 40 persen.

"Untuk itu, PLN terus mendorong pembangunan ekosistem dan memfasilitasi kapabilitas nasional melalui pembuatan manufaktur solar panel dengan menghadirkan pabrikan dengan teknologi terkini," ujar Edwin.

Langkah ini juga sebagai upaya PLN dalam menghadirkan pasokan listrik berbasis energi bersih yang realible, sustainable dan affordable bagi masyarakat.

"Dengan membangun industri ini, PLN akan menyelesaikan dilema energi kotor yang murah vs energi bersih yang mahal, sehingga PLN dapat mewujudkan amanah dalam penyediaan listrik yang murah dan bersih," tutup Edwin.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sahroni

Tentang Penulis

Sumber: