Dukung Lingkungan Lebih Bersih, PLN Kolaborasi Olah 2,1 Ton Sampah Bantar Gebang Jadi Bahan Bakar PLTU

Dukung Lingkungan Lebih Bersih, PLN Kolaborasi Olah 2,1 Ton Sampah Bantar Gebang Jadi Bahan Bakar PLTU

PLN siap olah sampah di Bantargebang Bekasi jadi bahan baku PLTU-dok-PLN

JAKARTA, FIN.CO.ID - PT PLN (Persero) bekerjasama dengan Gerakan Ciliwung Bersih (GCB) dan Comestoarra bergerak mengurangi sampah Jakarta dengan mengolahnya menjadi bahan baku cofiring. 

PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jakarta Raya dapat mereduksi 2,1 ton sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang dalam kurun waktu 2 minggu. Sampah organik 2,1 ton dapat diolah menjadi 461 kg bahan bakar jumputan padat untuk cofiring  pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).

Cofiring merupakan proses penambahan biomassa sebagai bahan bakar pengganti parsial atau bahan campuran batu bara di PLTU.

BACA JUGA:Pecahkan Rekor MURI, PLN Gelar Konvoi 1.300 Kendaraan Motor Listrik Peringati Hari Listrik Nasional ke-77

BACA JUGA:Gencar Mendukung Ekosistem Electric Vehicle, PLN Siapkan Ratusan Infrastruktur SPKLU di Jabar

BACA JUGA:Hari Listrik Nasional ke-77: 80 Ribu Keluarga Tak Mampu Bisa Nikmati Listrik PLN Berkat Bantuan Pemerintah

General Manager PLN UID Jakarta Raya Doddy B. Pangaribuan menjelaskan bersama GCB dan Comestoarra, PLN mengimplementasikan metode Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) yang merupakan metode alternatif dalam pengelolaan sampah.

Kerja sama ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman antara PLN UID Jakarta Raya dengan PT Comestoarra sebagai inisiator sekaligus pendamping kegiatan TOSS dan Gerakan Ciliwung Bersih sebagai kelompok yang mengolah sampah menjadi energi baru terbarukan (EBT) untuk PLTU.

Ini adalah ekosistem energi berbasis kerakyatan karena pasokan biomassa akan dipenuhi dari kolaborasi seluruh elemen masyarakat. Dengan ini, maka roda perekonomian daerah akan terdorong dan emisi di PLTU akan makin berkurang. 

BACA JUGA:Hari Listrik Nasional ke-77, PLN Terus Berkomitmen Terangi Negeri

“Ke depannya, pengolahan sampah menjadi EBT akan lebih besar lagi karena sebanyak 17 Unit Pelaksana di lingkungan PLN UID Jakarta Raya melalui program TOSS ini berpotensi mereduksi sampah organik dan residu biomassa sebesar 150 ton per tahun. Kami berharap, langkah kecil ini dapat menginspirasi kita semua dalam mencapai Net Zero Emission di Tahun 2060,” ungkap Doddy.

Metode TOSS yaitu mengubah sampah organik dan residu biomassa menjadi energi dengan 3 tahapan proses. 

Proses pertama yaitu pengeringan sampah organik dan biomassa dengan memanfaatkan boks bambu dan cairan bioaktivator. Dalam waktu 3 sampai 5 hari, sampah akan menyusut hingga 50 persen. Kemudian siap untuk menjadi material energi. 

BACA JUGA:Hari Listrik Nasional ke-77, Program TJSL PLN Bantu UMK Naik Kelas, Produksi dan Omzet Melesat

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Gatot Wahyu

Tentang Penulis

Sumber: