Mengapa Stres Bisa Berubah Jadi Penyakit Jantung Koroner? Jangan Dipendam Yah

Mengapa Stres Bisa Berubah Jadi Penyakit Jantung Koroner? Jangan Dipendam Yah

Stress Bisa Picu Penyakit Jantung, Image oleh Isabella Mariana dari Pexels--

JAKARTA, FIN.CO.ID - Stres adalah sesuatu yang pastinya dialami oleh setiap orang. Bisa karena pekerjaan, tugas di sekolah bagi mereka yang pelajar, hubungan asmara dan lainnya.

Namun ketika dikelola dengan baik, maka stres sepatutnya bukanlah hal yang perlu ditakuti, dan tidak berdampak buruk terhadap kesehatan.

Namun sebaliknya ketika stres tidak dikontrol, maka salah satu efeknya adalah terhadap kesehatan jantung.

BACA JUGA:Berpose seperti Superman Selama 2 Menit, Bisa Bantu Pangkas Stres, Gini Penjelasannya

Menurut dokter spesialis jantung dr. Azlan Sain, Sp.JP, stres berlebihan dapat menstimulasi kerja saraf simpatis, yang efeknya adalah meningkatkan denyut dan kerja jantung.

Ketika saraf simpatis terstimulasi oleh stres, yang terjadi tanpa henti, akibat stres yang berkepanjangan, maka hal ini akan memberikan beban kerja yang lebih berat terhadap jantung.

"Anda harus bisa mengatur waktu istirahat, waktu di rumah, waktu dengan keluarga , atau waktu dengan teman-teman Anda dengan proporsi yang seimbang agar tidak menjadi stres," kata dr. Azlan Sain, via ANTARA.

Agar terhindar dari penyakit jantung koroner di kemudian hari. Dr. Azlain Zain menyarankan orang, untuk mulai menerapkan pola hidup sehat.

Dan bagi mereka yang punya risiko penyakit jantung koroner, disarankan untuk rutin memeriksakan kesehatan jantung mereka, untuk menerapkan perubahan dalam gaya hidup mereka.

Anda punya stres yang selalu Anda pendam tanpa mencari solusinya? Well, saat ini adalah waktu yang paling tepat untuk mencari pertolongan ahli, agar terhindar dari penyakit jantung di kemudian hari.

Usia Pasien Serangan Jantung di Indonesia Lebih Muda

Usia pasien serangan jantung di Indonesia jauh lebih muda, ketimbang usia pasien serangan jantung di AS, Eropa dan Jepang.

Hal ini dingkap dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dari Pusat Jantung Nasional Harapan Kita dr. Siska S Danny, SpJP(K).

"Usia pasien serangan jantung di Indonesia median 57 tahun. Ini jauh lebih muda dibandingkan usia di Amerika atau Eropa antara 60-65 tahun,” kata dr. Siska S Danny, SpJP(K).

“Di Jepang, malah lebih tua lagi," ungkapnya dalam acara onlin ebertajuk “Cardiovascular medicine in 2022 and beyond: Adaptive, personalized and evidence-based”.

Alasan mengapa pasien serangan jantung di Indonesia lebih muda dari Amerika, Eropa dan Jepang lanjut dia, adalah dikarenakan faktor risiko pasien di Indonesia juga tinggi.

Dan yang manjadi alasan tingginya faktor risiko pasien jantung di Indonesia ini sambungnya, adalah salah satunya terkait kebiasaan merokok.

Merujuk data pasien-pasien serangan jantung mencakup sembilan provinsi pada 2018-2019, sebanyak 65 persen pasien serangan jantung adalah perokok.

"Ini sesuai dengan data nasional bahwa proporsi perokok di Indonesia termasuk salah satu yang tertinggi di dunia," kata dia.

Tak hanya itu, sebanyak 51 persen pasien serangan jantung di Indonesia juga mengalami hipertensi dan 27 persen diabetes.

Cara Berhenti Merokok

Berikut beberapa tips untuk berhenti merokok mulai dari sekarang, seperti dikutip FIN dari Alodokter:

•    Tentukan niat
Cari alasan yang kuat untuk Anda berhenti merokok. Bisa karena kesehatan atau karena keluarga tercinta Anda di rumah.
•    Cari penggantinya
Anda bisa memilih mengunyah permen karet atau makan camilan yang sehat. Itu masih lebih baik daripada merokok.
•    Olahraga
Menurut ahli, olahraga dapat membantu meminimalisir stress yang disebabkan oleh upaya Anda berhenti merokok.
•    Cari kesibukan
Berdiam diri dapat meningkatkan keinganan Anda merokok. Cari kesibukan yang bisa mengalihkan Anda dari rokok. Salah satunya membersihkan rumah.
•    Hindari pemicu
Menghindari tempat atau kebiasaan yang bisa meningkatkan Hasrat untuk merokok, juga tidak kalah pentingnya.
•    Teknik relaksasi
Seperti berolahraga, teknik relaksasi adalah cara lain yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi stress akibat kondisi ini. Mencoba teknik relaksasi bisa membantu Anda tetap pada jalurnya.
•    Resep dokter
Untuk yang satu ini, Anda memerlukan anjuran dokter, tentunya dengan terlebih dahulu berkonsultasi soal upaya Anda untuk berhenti merokok.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Makruf

Tentang Penulis

Sumber: