Pendiri Demokrat Nasihati SBY: Kau Wariskan pada Anak Kau, Jangan Kayak Setengah Dewa, Kasih Tahu Anakmu Itu

Pendiri Demokrat Nasihati SBY: Kau Wariskan pada Anak Kau, Jangan Kayak Setengah Dewa, Kasih Tahu Anakmu Itu

Salah satu pendiri Partai Demokrat Hengky Luntungan -Screenshoot channel Melfry Hahijary -Youtube

“Para kader, mengapa saya harus turun gunung menghadapi Pemilihan Umum 2024 mendatang? Saya mendengar, mengetahui, bahwa ada tanda-tanda Pemilu 2024 bisa tidak jujur dan tidak adil,” tegas SBY.

“Konon akan diatur dalam pemilihan presiden nanti yang hanya diinginkan oleh mereka dua pasangan capres (calon presiden) dan cawapres (calon wakil presiden) saja yang dikehendaki oleh mereka,” lanjut SBY.

Menanggapi pernyataan SBY tersebut, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopohukam), Mahfud MD mengatakan, setiap Pemilu pasti ada kecurangan. Termasuk di era SBY. 

(BACA JUGA:Unggah Video SBY Sebut Pemilu Curang Dulunya Sering Curang, Ruhut Sitompul Bilang Begini)

"Ada atau tidak ada tudingan dari Pak SBY, Pemilu pasti diwarnai kecurangan. Pada zaman Pak SBY juga banyak kecurangan. Sebagai hakim MK (Mahkamah Konstitusi) ketika itu saya tahu itu," kata Mahfud MD, Kamis 22 September 2022.

Mahfud mengatakan, kecurangan di era SBY bukan kecurangan dilakukan oleh pemerintah. Tetapi oleh para pendukung partai politik. 

"Kecurangan yang terjadi bukan kecurangan yang dilakukan pemerintah terhadap parpol, melainkan kecurangan antar pendukung parpol sebagai kontestan pemilu," tuturnya.

Mahfud mengatakan, dirinya mengetahui ada kecurangan. Sebab saat itu dirinya menjabat sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi (MK). Sehingga dia mengetahui ada banyak pihak yang menggugat hasil pemilu di MK. 

(BACA JUGA:Infrastruktur Era SBY dan Jokowi Ojo Dibandingke, Pengamat: AHY Frustasi Gagal Bangun Elektabilitas)

"Buktinya mereka menggugat ke MK atas hasil perolehan suara yang diperoleh partai lain. Bahkan ada juga yang menggugat karena merasa dicurangi oleh sesama anggota partai," terang Mahfud.  

Dia menambahkan kecurangan pemilu berbeda di zaman orde baru dan zaman reformasi. Zaman orde baru dilakukan oleh pemerintah. 

"Beda dengan zaman Orde Baru. Dulu curangnya vertikal dilakukan oleh penguasa. Sekarang curangnya horizontal terjadi antarkelompok rakyat yang sama-sama ikut pemilu," tegas Mahfud.

(BACA JUGA:AHY Sindir Rezim Jokowi 'Gunting Pita', PDIP Singgung Jembatan Suramadu Dibangun Megawati Diresmikan SBY)

(BACA JUGA:Dua Sindiran AHY ke Rezim Jokowi: Tidak Berterima Kasih ke SBY dan BLT Dulu Dihina Kini Dipakai)

(BACA JUGA:Bandingkan Harga BBM Era SBY, Yan A Harahap Singgung Jokowi: Tak Peduli Jeritan Rakyat)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Rizal Husen

Tentang Penulis

Sumber: