Pengamat Ini Bilang Kenaikan Harga BBM Itu Sudah Tepat

Pengamat Ini Bilang Kenaikan Harga BBM Itu Sudah Tepat

Pom Bensin, Image oleh Isabella Mendes dari Pexels--

JAKARTA, FIN.CO.ID - Pemerintah Indonesia telah menaikan harga BBM per hari Sabtu (3/9) ini. Dan menurut pendapat pengamat ekonomi Universitas Surabaya (Ubaya) Prof. Drs.ec. Wibisono Hardjopranoto M. S., hal itu sudahlah tepat.

Menurut dia, kenaikan harga BBM seharusnya sudah dilakukan pemerintah sedari dulu.

“Seharusnya sudah sejak dulu harus naik (BBM), dan subsidi diberikan kepada orang yang tepat," katanya Prof. Wibisono seperti dutip ANTARA.
 
Menurut dia, dengan Langkah ini, maka subsidi BBM akan lebih tepat sasaran, dan tidak seperti yang sudah-sudah.   

"Ini merupakan fenomena gunung es, yang kelihatan berapa itu kebocoran-nya. APBN jebol," ucapnya.

Meski begitu, Prof. Wibisono mengakui akan ada efek yang tak terhindariakn dari keputusan pemerintah menaikan harga BBM ini.

Dampak kenaikan BBM adalah terjadinya inflasi. Namun, dari kacamata ekonomi akan terkena inflasi adalah mereka yang masuk dalam fixed income group.
   
Ia mengatakan, penjelasan Mensos Tri Rismaharini terkait BBM ini juga bagus karena yang dibenahi subsidi tersebut.

"Jadi, kenapa subsidi orang menjadi masalah, karena administrasi kependudukan tidak bagus. Harusnya itu tidak boleh meleset, penjelasan Bu Risma tadi ada pengendalian. Dilihat rumah, atap rumah, pantas tidak dapatkan subsidi," tuturnya.
 
Ia mengaku yang paling terkena dampak kenaikan BBM adalah sektor transportasi logistik, tetapi pemerintah harus siap dengan inflasi.
 
"Supaya pemerintah tidak boleh berdiam diri harus berikan bantuan kepada warga fixed income group yaitu penduduk dengan penghasilan yang tidak disesuaikan akibat inflasi," katanya.
    
"Subsidi BBM diberikan ke orang, kalau bisa ditambahkan, tergantung kemampuan APBN," ucapnya.
 
Dirinya juga mendorong supaya tingkat kabupaten, camat, lurah, kepala desa, RW, RT harus membantu melakukan administrasi kependudukan untuk pemberian subsidi yang tepat.
 
"Karena saya melihat selama ini yang mendapatkan bantuan tersebut banyak dari keluarga pejabat tadi. Itu tandanya masih banyak kebocoran," imbuhnya.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Makruf

Tentang Penulis

Sumber: