Kaitan antara Kebiasaan Makan Ikan dengan kanker Kulit Paling Mematikan

Kaitan antara Kebiasaan Makan Ikan dengan kanker Kulit Paling Mematikan

Ikan, Image oleh Wow Phochiangrak dari Pixabay--

JAKARTA, FIN.CO.ID - Sebuah studi terbaru menemukan adanya kaitan antara makan ikan dengan risiko kanker di kemudian hari.

Risiko kanker yang dimaksud di sini adalah melanoma atau kanker kulit paling mematikan.

Temuan ini diungkap oleh para peneliti dari Brown University itu, via Medical Daily, dan melibatkan data sekitar 491.367 orang yang direkrut ke National Institutes of Health (NIH) - American Association of Retired Persons (AARP) Diet and Health Study antara tahun 1995 dan 1996.

(BACA JUGA:Awas, Makan Pakai Piring Melamin seperti Ini Bisa Picu Kanker)

Adapun para partisipan yang terlibat dalam studi itu, adalah mereka yang rata-rata 62 tahun, dan diminta menjawab pertanyaan tentang pola makan dan ukuran porsi ikan yang mereka konsumsi.

Selain kebiasaan makan ikan, para peneliti juga mempertimbangkan beberapa faktor lain, seperti Indeks Massa Tubuh (BMI) setiap partisipan, tingkat aktivitas fisik, kebiasaan merokok, konsumsi kalori dan kafein harian, riwayat kanker keluarga, dan paparan radiasi UV rata-rata di mana mereka tinggal.

Dari situ, para peneliti menemukan bahwa selama periode penelitian total 5.034 peserta (1,0 persen) terkena melanoma ganas, sementara 3.284 (0,7 persen) menderita melanoma stadium 0, yakni suatu kondisi di mana ada pertumbuhan sel abnormal hanya pada lapisan luar kulit.

Sementara menurut studi itu, insiden melanoma maligna terjadi 22 persen lebih tinggi di antara partisipan dengan konsumsi ikan rata-rata 42,8 gram setiap hari, jika dibandingkan dengan partisipan yang asupan harian rata-ratanya hanya 3,2 gram.

Ditemukan pula bahwa individu yang sama memiliki peluang 28 persen lebih tinggi terkena melanoma stadium 0. Rata-rata porsi ikan yang mereka masak memiliki berat sekitar 140 gram.

Salah satu peneliti studi Eunyoung Cho percaya hasil ini kemungkinan berkaitan dengan kontaminan pada ikan seperti bifenil poliklorinasi, dioksin, arsenik dan merkuri.

Mengutip keterbatasan dalam penelitian ini, Cho menambahkan, penelitian sebelumnya menemukan asupan ikan yang lebih tinggi dikaitkan dengan tingkat kontaminan lebih tinggi di dalam tubuh.

Studi terdahulu juga mengidentifikasi hubungan antara kontaminan ini dan risiko kanker kulit yang lebih tinggi.

"Namun, kami mencatat penelitian kami tidak menyelidiki konsentrasi kontaminan ini dalam tubuh peserta dan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi hubungan ini," demikian kata dia.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Makruf

Tentang Penulis

Sumber: