Program Pamsimas Dari World Bank Berakhir, PUPR Masih Punya 'PR' 47.915 Desa Belum Terakses Air Bersih

Program Pamsimas Dari World Bank Berakhir, PUPR Masih Punya 'PR' 47.915 Desa Belum Terakses Air Bersih

Program Pamsimas yang dijalankan Kementerian PUPR dengan bantuan pembiayaan dari World Bank dan Negara Australia. (dok Birkompu)--

Siapkan APBN Untuk Pendanaan

Diana mengungkapkan, untuk tahun 2022 ini, pihaknya menyiapkan anggaran Rp2 triliun, bukan hanya untuk Program Pamsimas saja, melainkan juga untuk program lainnya.

(BACA JUGA:Bagi Pelapor Kasus Perjudian Polisi Siapkan Hadiah)

(BACA JUGA:Tagar #Slemanberduka Viral Usai Seorang Suporter PSS Sleman Tewas Dianiaya)

"Untuk Pamsimas kira-kira Rp200 miliar," ungkap Diana. 

Adapun anggaran Rp200 miliar itu, kata dia, cukup untuk program Pamsimas bagi sekitar seribuan desa. 

"Itu untuk sekitar 1.725 desa, seperti tahun ini kita lakukan sebanyak 1.725 desa," ungkapnya. 

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR, Mohammad Zainal Fatah mengaku senang karena program Pamsimas telah memberi manfaat berupa kemudahan dalam mengakses air minum dan tersedianya kualitas air yang lebih baik bagi masyarakat.  

(BACA JUGA:Pemerintah akan Salurkan 3 Jenis Bansos, Ini Rinciannya)

(BACA JUGA:Beli Rokok Pakai Uang Palsu, Dua Pemuda Asal Indramayu Diamankan Polres Majalengka)

“Saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak atas dukungan dan kerjasamanya dalam penyelenggaraan program Pamsimas dan berharap kerja sama yang telah dibina dengan baik selama ini dapat terus berlanjut,” tuturnya. .

Namun demikian, ia mengaku masih banyak hal yang perlu ditingkatkan yaitu pengelolaan pelayanan air minum oleh masyarakat. “Program ini juga masih menyisakan tantangan untuk desa-desa yang belum mendapatkan layanan air minum,” tambah Zainal. 

Saat ini, upaya penyediaan akses air minum dan sanitasi layak dan aman bagi masyarakat masih menghadapi berbagai tantangan krusial. Mulai dari urbanisasi, perubahan iklim, belum optimalnya komitmen stakeholders, keterbatasan fiskal daerah, serta pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung lebih dari 2 tahun. 

Berdasarkan penelitian Indonesia Water Institute pada tahun 2021, pandemi Covid-19 berdampak signifikan pada peningkatan konsumsi air bersih untuk penerapan protokol kesehatan dalam aktivitas masyarakat sehari-hari.

(BACA JUGA:Istri Ferdy Sambo Tidak Pakai Baju Tahanan Direkontruksi Kasus Brigadir J, Kenapa?)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sigit Nugroho

Tentang Penulis

Sumber: