Baru Punya Momongan di Usia Segini, Bisa Tingkatkan Risiko Autisme pada Anak

Autisme, Ilustrasi oleh Pexels dari Pixabay--
LONDON, FIN.CO.ID - Anak yang lahir dari ayah yang sudah tidak muda memiliki resiko tinggi terkena autisme, ganguaan fisik dan performa belajar yang buruk di sekolah, menurut temuan sebuah penelitian.
Autisme adalah sebuah istilah gangguan pertumbuhan yang berefek panjang terhadap kemampuan seseorang untuk bersosialisasi dan berkomunikasi.
Dalam hasil penelitian tersebut, via Daily Mail, ditemukan bahwa ayah berusia 45 tahun atau lebih, mempunyai resiko yang tinggi menghasilkan anak dengan autisme ketimbang mereka yang masih berusia 20an tahun.
Para peneliti menganjurkan agar pria dengan usia 45 atau lebih harus diberi pengarahan mengenai potensi tersebut.
Di Inggris, terdapat satu dari 100 orang yang menderita autisme, kebanyakan diantaranya adalah pria, disebabkan oleh kombinasi genetis dan faktor lingkungan.
Para ahli berpendapat hubungan antara umur dari pihak ayah terkait dengan autisme adalah dikarenakan terjadinya gangguan genetik dalamproduksi sperma pada pria usia 45 atau lebih.
ADHD dan Autisme Itu Beda
Hiperaktif atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) tidak jarang dianggap orang sama dengan autisme.
Padahal menurut ahli, keduanya adalah dua hal yang berbeda. Pertanyannya, apa yang membedakan ADHD dengan autisme?
ADHD sendiri merupakan gangguan perilaku yang terjadi semenjak kanak-kanak, dan bisa bertahan hingga usia remaja bahkan dewasa.
“ADHD adalah gangguan yang terjadi pada otak, ini ditandai dengan kurangnya perhatian dan/atau hiperaktif serta impulsif yang mengganggu fungsi dan perkembangan otak anak,” kata ahli seperti dikutip FIN dari Helo Sehat.
Pada anak yang mengalami ADHD, biasanya sulit untuk mempertahankan fokus mereka. Mereka yang ADHD, juga kesulitan untuk duduk diam dan belajar dalam waktu lama.
Penyebabnya sendiri, mungkin karena untuk alasan tertentu, mereka tidak memahami tentang apa yang sedang mereka pelajari.
Tidak hanya selalu ingin bergerak, mereka yang ADHD menurut ahli, juga kerap berindak impulsif, atau tidak memikirkan terlebih dahulu Tindakan yang mereka lakukan.
Bedanya dengan anak yang ADHD, anak dengan autisme umumnya mengalami serangkaian ganggunan pada perkembangan, yang efeknya terhadap kemampuan Bahasa, perilaku, interaksi dengan orang lain, termasuk juga kemampuan mereka belajar.
Sementara itu jika bicara kemampuan bicara, anak dengan ADHD sangat suka jika mereka mendominasi sebuah pembicaraan.
Pada anak dengan autism, mereka umumnya kesulitan untuk memasukan atau merangkai kata yang ada di dalam pikiran mereka, selain sulit untuk melakukan kontak mata.
Dan ketika bicara rutinitas, anak dengan ADHD umumnya tidak gemar melakukan hal yang itu-itu lagi, atau sama seperti yang sudah-sudah.
Sedangkan pada anak dengan autisme, mereka gemar melakukan sesuatu secara tertata, tertib dan justru tidak akan suka jika rutinitas mereka berubah.
Sumber: