5 Hal Ini Bikin Harga Batu Bara Melonjak Setinggi Langit, Bisa Tembus di Atas USD400 Per Ton

5 Hal Ini Bikin Harga Batu Bara Melonjak Setinggi Langit, Bisa Tembus di Atas USD400 Per Ton

Ilustrasi - Penambangan--PLN

Kondisi ini diperparah oleh turunnya produksi batubara dalam negeri akibat musim hujan yang di atas normal. 

"Sektor kelistrikan di India sangat bergantung pada batubara (44 persen), oil (25 persen) dan biomass (13 persen). Kontribusi dari nuklir dan gas semakin berkurang sehingga batu bara menjadi pilihan yang tidak terelakkan," ungkap Arcandra Tahar, dikutip Kamis 7 Juli 2022.

Kedua, terganggunya ketersediaan energi untuk pembangkit listrik dan pemanas di Eropa, terutamanya ketidakpastian suplai gas dari Rusia. 

(BACA JUGA:Tegas! Kemensos Cabut Izin Pengumpulan Donasi ACT, Ada Indikasi Pelanggaran Katanya)

"Sekali lagi, krisis Rusia dan Ukraina menyadarkan kita akan dampaknya  terhadap banyak sektor. Lebih jauh lagi, suplai listrik dari PLTA di negara-negara Skandinavia dan gangguan pembangkit nuklir di Perancis telah menambah tekanan untuk mencari energi pengganti," tutur Arcandra Tahar.

Maka itu menurutnya, dengan sangat terpaksa pilihan jatuh pada penggunaan kembali PLTU. 

"Sebagai contoh pemerintah Jerman akan menghidupkan kembali 9 GW PLTU pada tahun ini," ungkap Arcandra Tahar.

Ketiga, lanjut Arcandra, yaitu sejumlah tambang batu bara di Australia direncanakan untuk ditutup dalam beberapa tahun ke depan. 

(BACA JUGA:Tagar Jangan Percaya ACT Trending di Twitter, Soroti Gaji Petinggi Hingga Dugaan Penyelewengan Dana Sumbangan)

Penutupan tambang-tambang yang selama ini batu baranya dibutuhkan oleh Jepang, Korea, Taiwan dan India, memberikan sinyal ke market bahwa akan terjadi ketidakseimbangan supply-demand dalam waktu dekat. 

"Karena batubara diperdagangkan kurang lebih sama seperti minyak, maka persepsi trader sangat mempengaruhi harga," tuturnya.

Keempat, lanjut Arcandra Tahar, produksi batu bara dari Rusia mengalami penurunan akibat perang dengan Ukraina. 

Menurutnya untuk dapat berproduksi, batu bara yang semula ditujukan untuk kebutuhan negara Eropa, dialihkan ke wilayah Timur Rusia. 

(BACA JUGA:Jadi Trending di Sosial Media, Ini Sejarah Berdirinya ACT Hingga Daftar Petingginya Saat Ini)

"Sayangnya yang dibutuhkan bukan jenis thermal coal, tapi coking coal, sehingga tambang yang punya thermal coal perlahan akan berhenti berproduksi," jelasnya.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sigit Nugroho

Tentang Penulis

Sumber: