Harga Pupuk Tinggi, Harga TBS Anjlok, Asosiasi Sawit: Kami Tidak Bisa Bertahan

Harga Pupuk Tinggi, Harga TBS Anjlok, Asosiasi Sawit: Kami Tidak Bisa Bertahan

Ilustrasi Kelapa Sawit-Istimewa-

JAKARTA, FIN.CO.ID - Harga tandan buah segar (TBS) sawit anjlok hingga Rp400 per Kg. Sedangkan harga pupuk terus naik.

Anjloknya harga TBS sawit dan tingginya harga pupuk membuat para petani sawit mengeluh. 

Bahkan mereka menyebut tak akan bisa bertahan dengan kondisi tersebut. 

(BACA JUGA:Petani Hanya Bisa Pasrah, Harga Sawit Makin Anjlok)

Tidak sedikit banyak petani tak melakukan panen dengan kondisi anjloknya harga TBS sawit. 

Pemerintah diminta turun tangan menghadapi masalah ini. 

Dan diharapkan segera membuat regulasi baru terkait sawit. Terutama aturan penetapan harga TBS sawit. 

(BACA JUGA:Harga Sawit Merosot, Perkonomian Petani Terancam, Ini Biang Keladinya )

Ketua Umum Persatuan Organisasi Petani Sawit Indonesia (Popsi) Pahala Sibuea mengatakan pemerintah harus segera mengatur ulang penetapan harga TBS sawit yang akan dibeli oleh pabrik kelapa sawit kepada petani.

Aturan tersebut diharapkan pembelian oleh pabrik ke petani disesuaikan dengan perhitungan biaya produksi yang meningkat saat ini.

Belakangan ini petani sawit mengalami kesulitan karena tingginya harga pupuk dan jatuhnya harga TBS. Jatuhnya harga TBS karena permintaan dari produsen minyak goreng yang menurun.

"Sekarang petani sangat dalam kesulitan untuk mempertahankan kebun dan kehidupannya karena harga TBS terus turun di bawah Rp1.000 per kilogram, di beberapa tempat bahkan sampai Rp400 per kilogram, dengan harga TBS sekarang ini petani sangat sulit untuk bertahan," katanya dalam keterangannya, Jumat, 1 Juli 2022.

Pahala menyebutkan saat ini banyak Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang tidak lagi mengolah TBS akibat tangki CPO penuh, yang berdampak beberapa TBS petani tidak terbeli.

Menurut dia, pernyataan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan yang mengatakan pabrik kelapa sawit diharuskan membeli TBS dari petani minimal Rp1.600 per kilogram dinilai masih belum cukup ideal.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Gatot Wahyu

Tentang Penulis

Sumber: