Indonesia Terapkan Bedah Jarak Jauh Robotik Mulai 2025, Ini Keuntungannya Bagi Pasien

Indonesia Terapkan Bedah Jarak Jauh Robotik Mulai 2025, Ini Keuntungannya Bagi Pasien

Ilustrasi bedah jarak jauh menggunakan bantuan alat robotik-ist-net

Selain itu, kata Reno, trauma jaringan dan risiko perdarahan lebih sedikit, risiko infeksi lebih kecil, lama rawat lebih singkat dan pasien dapat cepat kembali ke aktivitas rutin.

Reno mengatakan robotic surgery berbeda dengan bedah laparoskopi yang kini dikendalikan langsung instrumennya di hadapan pasien, posisi dokter bedah seringkali tidak ergonomis. Gerakan instrumen laparoskopi terbatas hanya dua arah derajat kebebasan gerak.

Sementara pada bedah robotik, instrumen dikendalikan secara remote, posisi dokter bedah sangat ergonomis dan tidak melelahkan, serta gerakan instrumen robotik sangat fleksibel karena terdapat tujuh arah derajat kebebasan gerak.

Kementerian Kesehatan RI sedang mengembangkan Pusat Bedah Robotik Indonesia di RSUP Dr Hasan Sadikin (RSHS) Bandung dan RSUP Dr Sardjito Yogyakarta untuk memfasilitasi pembedahan jarak jauh atau telesurgery.

Telesurgery memungkinkan posisi operator yang mengendalikan console, berjarak jauh dengan lengan robotik dan pasiennya. "Jarak jauh bisa hanya berbeda ruangan di RS yang sama, atau di lokasi RS yang berbeda, bahkan bisa berbeda pulau, negara, maupun benua," katanya.

Pemanfaatan robotik untuk keperluan bedah medis baru dilakukan pada satu rumah sakit di Indonesia, yaitu RS Bunda dengan keterbatasan koneksi teknologi 2.5. Sementara di Amerika Serikat, Jepang, dan negara di Eropa sudah menggunakan teknologi 5.0 yang memungkinkan robot bedah dikendalikan dari jarak 1.250 kilometer dari lokasi operator.

"Dokter bedah konsultan yang sangat ahli dalam bidangnya, tidak perlu datang ke daerah terpencil, daerah bencana, ataupun daerah konflik untuk dapat melakukan pembedahan kompleks, yang tidak dapat dilakukan oleh dokter bedah di daerah tersebut," ujarnya.

Reno Rudiman mengatakan program robotic telesurgery di RS Hasan Sadikin berjalan sejak 2020 yang dimulai dengan pelatihan operator dari kalangan dokter spesialis bedah untuk mengoperasikan Robotic Sina. "Instrumen yang digunakan Sina memiliki ukuran 5 mm, sehingga luka yang diakibatkan operasi bisa lebih minimally invassive lagi," katanya.

 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Gatot Wahyu

Tentang Penulis

Sumber: