Cara Menjadi Orang yang Bahagia

Cara Menjadi Orang yang Bahagia

Bahagia, Image oleh Pexels dari Pixabay--

JAKARTA, FIN.CO.ID - Sejak dahulu kala, yang namanya kata bahagia adalah salah satu hal yang dicari manusia dalam hidup mereka.

Akan tetapi dalam hidup ini, tidak semua orang bisa merasakan apa itu hidup bahagia.

Padahal menurut ahli, untuk menjadi bahagia mungkin tidak sesulit apa yang dikira orang.

(BACA JUGA:Kata dr. Zaidul Akbar, Makan Ini Bisa Bikin Bahagia Lho)

Jika saja mereka tau caranya, merasa bahagia itu bukanlah suatu hal yang mustahil untuk dicapai.

Salah satu cara yang dimaksud di sini, menurut BrightSide, adalah dengan cara belajarlah untuk lebih sering mengucapkan kata terima kasih.

Ketika orang mengucapkan terima kasih kepada orang lain, maka hal ini disebut dapat membuat kita menjadi orang yang positif.

Energi yang positif ini menurut ahli, akan memicu produksi hormon serotonin, atau yang juga dikenal sebagai hormon bahagia.

Teknik ini sendiri sering digunakan para ahli untuk menekan depresi, pada mereka yang berjuang melawan kondisi ini.

Alasan Mengapa Kebahagiaan Itu Menyehatkan

Ada alasan mengapa kebahagiaan itu adalah bagian dari hidup yang sehat.  

Menurut pakar hal itu terkait dengan efek yang diberikannya terhadap tubuh manusia.  

“Beberapa studi menunjukan bahwa kebahagiaan dan kenikmatan hidup, dapat menurunkan risiko masalah kesehatan,” kata Susan Damico, MA, seperti dikutip Prevention.  

Adapun beberapa masalah kesehatan  yang dimaksudkan Damico, adalah seperti masalah jantung dan hipertensi, selain manfaatnya terhadap sistem kekebalan tubuh.  

Tidak hanya itu, mereka lebih bahagia dan menikmati hidup mereka, dilaporkan punya umur yang lebih panjang dibandingkan mereka yang tidak demikian.  Temuan ini dirilis para peneliti pada Journal of Happiness Studies

Kebahagiaan Tidak Selamanya Baik

Kebahagiaan adalah salah satu kunci bagi seseorang, untuk mencapai usia yang panjang.

Akan tetapi, tidak selamanya kebahagiaan ternyata baik untuk kesehatan.

Dinamakan “happy heart syndrome”, kondisi ini memiliki ciri-ciri, kurang lebih seperti mereka yang mengalami broken heart syndrome akibat patah hati.

Serangan jantung yang persentase kejadiannya tidak terlalu tinggi ini, seperti dilansir WebMD, dapat terjadi dibanyak momen.  

Pesta pernikahan, pesta yang melibatkan kejutan, kelahiran cucu, hingga momen seperti merayakan kemenangan tim sepakbola (olahraga) kesayangan.

Adapun mereka yang tercatat mengalami happy heart syndrome, adalah mereka dengan usia rata-rata di atas 70 tahun.



DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Makruf

Tentang Penulis

Sumber: