Apa Pernikahan Sedarah Sebuah Penyimpangan? Ini Menurut dr. Marlina

Apa Pernikahan Sedarah Sebuah Penyimpangan? Ini Menurut dr. Marlina

Pernikahan Sedarah, Image oleh oleh TĂș Anh dari Pixabay--

JAKARTA, FIN.CO.ID - Apakah  pernikahan sedarah masuk dalam kategori penyimpangan sek*ual? Itu yang ditanya seseorang di salah satu forum telemedicine di Tanah Air.

Dan jika dilihat dari kacamata medis, menurut dr. Riza Marlina, pernikahan sedarah itu bisa saja dikategorikan sebagai sebuah pelecehan sek*ual, jika dalam prakteknya melibatkan paksaan.

“Kondisi pernikahan sedarah jika dengan paksaan kondisi ini dimasukkan dalam katagori pelecehaan seksual,” kata dr. Riza Marlina seperti dikutip FIN dari Alodokter.

(BACA JUGA:Drakor Recommended: Pernikahan Berantakan, Pasangan Ini Kembali ke Masa Lalu untuk Kesempatan Kedua)

“Ketertarikan terhadap dua orang yang memiliki ikatan keluarga, tidak bisa dijadikan alasan untuk melakukan hubungan sedarah apalagi terpaksa,” tambahnya.

Di luar itu, pernikahan sedarah memiliki efek, yang salah satunya masalah psikologis bagi mereka yang menjalaninya.

Tidak hanya di situ, masalah lain yang bisa disebabkan oleh pernikahan sedarah kata dr. Riza Marlina, adalah seperti risiko terjadinya masalah jika dikaitkan dengan masalah keturunan.

“Tindakan ini juga berdampak buruk bagi kesehatan terutama keturunan biologis. Hal ini dapat terjadi karena pasangan yang masih memiliki ikatan darah dapat membawa faktor gentik langka,” jelas dia.

Pernikahan tanpa Hubungan Intim Bisa Bertahan

Pernikahan tanpa melibatkan hubunagn intim mungkin sesuatu yang tabu dibicarakan, namun kondisi ini ternyata lebih umum dari yang Anda sadari.

Malahan menurut hasil pencarian di Google tahun 2015, kata kunci “penikahan tanpa intim”, tiga kali lebih tinggi dibandingkan dengan “pernikahan tanpa kebahagiaan”.

Lalu yang jadi pertanyaannya, bisakah sebuah pernikahan bertahan tanpa melibatkan hubungan intim di dalamnya?

Well, untuk sebagian pasangan, hubungan intim adalah esensial untuk menjaga keharmonisan dalam rumah tangga. Namun bagi sebagian lainnya, bukanlah itu masalahnya.

“Ada yang menganggap hubungan intim itu teramat penting, namun ada juga orang yang tidak menganggapnya sebagaI prioritas utama,” kata pakar bernama Celeste Hirschman seperti dikutip FIN dari Huff Post.

“Pernikahan tanpa s*ks bisa saja bertahan, jika keduanya tidak terganggu oleh kenyataan itu,” tegasnya.

Malahan pada kasus tertentu, hubungan yang tidak dasari atau dihiasi dengan seks, memiliki benefitnya.

Adalah ketika pasangan mereka memiliki libido rendah (wanita), gangguan ereksi (pria), atau memiliki pandangan lain akan makna kehidupan bersama, maka pernikahan tanpa s*ks bukanlah sebuah permasalahan

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Makruf

Tentang Penulis

Sumber: