Komunikasi Penting Cegah Stigma Penyintas Covid

Selasa 29-12-2020,02:00 WIB
Reporter : admin
Editor : admin

JAKARTA - Penyintas COVID-19 diminta membuka komunikasi dengan teman dan keluarga terdekat. Hal ini dinilai penting untuk mencegah dampak negatif stigma dari orang-orang yang awam tentang virus tersebut. "Kalau kita sendiri terstigma, berarti penting sekali untuk membuka komunikasi dengan teman. Ini untuk mencari dukungan yang bisa didapatkan. Kuncinya tetap berkomunikasi," kata anggota Subid Tracing Bidang Penanganan Kesehatan Satgas COVID-19, dokter Retno Asti Werdhani dalam diskusi secara virtual, di Jakarta, Senin (28/12). Ia mengatakan stigma sebenarnya terjadi karena ketidaktahuan seseorang terkait masalah. Terutama soal COVID-19. Karena ketidaktahuan itu, seseorang cenderung memberikan label negatif kepada orang lain yang terinfeksi. Seolah-olah penyintas tersebut menjadi biang masalah. "Padahal semestinya, para penyintas COVID-19 tidak perlu dijauhi secara emosional. Tetapi sebaliknya perlu mendapatkan dukungan agar mendorong masa pemulihannya," jelas Retno. Sayangnya, kondisi sosial tidak selalu seperti yang diharapkan. Karena masih banyak orang yang tidak mengerti tentang COVID-19 dan cara pencegahannya. "Tetapi mereka tidak mencari tahu dan malah menjauhi penyintas," imbuhnya. Karena itu, para penyintas COVID-19 perlu mendapatkan dukungan dari orang-orang terdekat yang terbukti bisa memberikan masukan dan mau mendengarkan masalah yang dihadapi. "Selain itu, kita juga harus terus menyampaikan cara mencegah penularan virus Covid-19. Yakni disiplin 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak). Menerapkan protokol kesehatan yang benar, akan membantu kita terhindar dari penularan," paparnya. (rh/fin)

Tags :
Kategori :

Terkait