Catatan Dahlan Iskan . 18/04/2025, 05:30 WIB
Oleh: Dahlan Iskan
Di Jumat Agung hari ini rakyat Flores –yang umumnya Katolik– dapat berkah Paskah.
Krisis bius teratasi. Dua dokter ahli anestesi yang mundur itu (Disway 14 April 2025: Krisis Bius) bersedia bertugas di RSUD T.C. Hillers lagi. Untuk selama sebulan atau dua bulan. Sambil menunggu dokter penggantinya tiba.
Setelah Jumat Agung ini, besok, adalah Sabtu Suci. Dan lusa: Minggu Paskah. Umat Islam juga percaya: di hari Jumat ini Nabi Isa dibunuh. Lalu jenazah Isa tidak ditemukan. Umat Islam percaya Nabi Isa diterbangkan ke langit –untuk kelak, di akhir zaman, diturunkan lagi ke bumi sebagai ''ratu adil'' yang melawan merajalelanya dajjal.
Bedanya, tidak sedetail yang dipercaya umat Kristen: Jumat ini Yesus disalib, Sabtu besok jenazahnya diselamatkan, dan Minggu lusa badan Yesus dinaikkan ke langit.
Dengan penyelesaian di RSUD T.C. Hillers, orang Flores bisa melaksanakan rangkaian Paskah dengan tenang. Khususnya orang Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka. Sudah dua bulan tidak ada dokter ahli anestesi di sana.
Di masa lalu tidak ada dokter anestesi tidak risau. Operasi tetap bisa berjalan di sana. Yang melakukan pembiusan adalah petugas penata anestesi. Bukan dokter tapi sudah ikut pelatihan di RSUP dr Soetomo Surabaya.
Pun ketika ahli bedah ortopedi belum ada, dokter bedah umum yang melakukan. Bahkan ketika dokter ahli kandungan belum ada dokter bedah umum pula yang terpaksa melakukannya.
Misalnya dokter Iwan Kristian Tirtajaya. Ia pernah menjalani semua itu di RSUD T.C. Hillers. Statusnya, waktu itu, masih ahli bedah umum. Tapi apa boleh buat. Apa saja dilakukan.
Setelah dua tahun bertugas di RSUD T.C. Hillers Maumere, dr Iwan kembali ke Surabaya. Untuk sekolah lagi menjadi ahli bedah pencernaan di Unair. Ia sendiri alumni FK UGM, lalu setelah menjadi spesialis dan sub spesialis bedah pencernaan memperdalam ilmunya di NUH Singapura.
Kapan dua dokter Maumere yang berhenti itu mulai kembali bertugas di RDUD T.C. Hillers? Mereka masih sibuk dengan rangkaian ibadah Paskah. Selesai Paskah mulai bertugas lagi. Di samping itu juga sudah ada bantuan satu ahli anestesi dari RS Swasta. Kebetulan RS Kewa dan RS Lela sudah punya ahli anestesi: dr Fajrul Tamsil,SpAn. Dua RS swasta itu merelakan dokternya untuk membantu di RSUD T.C. Hillers.
Pemkab Sikka, mau tidak mau harus mengimbangi pemerintah kabupaten tetangganya. Pemkab Ende mampu memberikan insentif dokter ahli dua kali lebih besar dari Sikka. Pun kabupaten Ruteng. Insentif untuk dokter ahli di RS Labuhan Bajo sudah Rp 35 juta/bulan. Tinggal Sikka yang hanya Rp 20 juta. Padahal beban kerja dokter di Hillers bisa tiga kali lipat dari RS Labuhan Bajo. RSUD T.C. Hillers adalah RS rujukan di Flores.
Nasib dokter ahli yang ditugaskan di RS T.C. Hillers memang ''sial''. Waktu masih berstatus sekolah, mereka sudah dapat honorarium Rp 35 juta/bulan. Begitu jadi ahli dan ditempatkan di Hillers, penghasilannya justru turun jadi Rp 20 juta.
Mungkin, bagi Pemkab Sikka berat menaikkannya. Sikka itu kabupaten miskin. Tapi agar dokter ahli mau bertugas di Sikka mau tidak mau hukum pasar harus berlaku. Kalau tidak, dokter di Sikka bisa lari ke kabupaten lain. Dokter ahli lain bisa ikut cara dr Remi dan dr Evi.
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com