fin.co.id – Sejumlah pemimpin Eropa berkumpul di Istana Elysee, Paris, dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang bertujuan memperkuat dukungan bagi Ukraina. Pertemuan ini dihadiri sekitar 30 delegasi dari berbagai negara dan organisasi internasional, membahas langkah-langkah strategis untuk membantu Ukraina dalam menghadapi agresi Rusia.
Beberapa pemimpin yang hadir antara lain Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Kanselir Jerman Olaf Scholz, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, serta Presiden Prancis Emmanuel Macron selaku tuan rumah. Selain itu, pemimpin dari Italia, Spanyol, Polandia, serta pejabat tinggi Uni Eropa dan NATO juga turut serta dalam diskusi yang dianggap krusial bagi masa depan keamanan di kawasan tersebut.
Memperkuat Posisi Ukraina dalam Konflik
KTT ini bertujuan memperkuat posisi Ukraina dalam negosiasi dengan Rusia, dengan fokus pada strategi militer dan jaminan keamanan jangka panjang. Dalam konferensi pers sebelum pertemuan, Macron menegaskan bahwa Eropa harus memainkan peran utama dalam memastikan stabilitas kawasan.
"Tujuan utama kita adalah membantu Ukraina mempertahankan diri dan sekaligus membangun dasar bagi perdamaian yang berkelanjutan," ujar Macron.
Zelenskyy sendiri menaruh harapan besar pada pertemuan ini. Ia menegaskan bahwa keputusan strategis yang dihasilkan harus mampu memberikan dampak nyata bagi keamanan negaranya. "Kami mengharapkan langkah-langkah konkret terkait jaminan keamanan dan kerja sama militer dengan mitra internasional," katanya.
Tantangan dan Pergeseran Kebijakan Global
Di tengah perubahan kebijakan Amerika Serikat yang mulai menjajaki negosiasi langsung dengan Rusia tanpa melibatkan Eropa, para pemimpin Eropa melihat urgensi untuk merumuskan strategi bersama. Hal ini untuk memastikan bahwa dukungan bagi Ukraina tetap solid dan tidak bergantung sepenuhnya pada keputusan Washington.
Dengan KTT ini, para pemimpin Eropa berharap dapat mengkoordinasikan langkah-langkah strategis guna memperkuat posisi Ukraina dan menjaga stabilitas kawasan dalam menghadapi tantangan geopolitik yang terus berkembang. (*)
