fin.co.id - Sekretaris Jenderal Pemuda Muhammadiyah, Najih Prastiyo mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk segera menangkap tersangka kasus suap Harun Masiku.
Menurutnya, dengan ditangkapnya Harun Masiku menjadi bukti bahwa penegakkan hukum dilakukan tanpa pandang bulu.
"Harun Masiku ini sudah nyaris 5 tahun jadi buron, sampai sekarang belum ditangkap. Saya kira KPK harus ambil langkah tegas dan produktif" katanya dalam keterangannya, Sabtu, 14 Desember 2024.
Baca Juga
- Rugikan Petani, Peredaran Sarana Pertanian Ilegal Masih Jadi Tantangan
- Kades Kohod Kabur Dimintai Keterangan Soal HGN Dan SHM Pagar Laut
Menurut Najih, buron semacam Harun Masiku bisa melemahkan supremasi hukum. Dia mengatakan, penangkapan Masiku perlu untuk tegakkan keadilan dan untuk menunjukkan bahwa hukum berlaku untuk semua orang tanpa terkecuali.
"Kalau tidak segera ditangkap, kasus ini bisa ganggu stabilitas politik," kata Najih.
Najih menduga ada pihak yang terus mencoba menghalangi proses hukum terhadap Masiku. Najih meminta KPK dan aparat hukum untuk menindak sesiapa saja yang menghalangi proses hukum sesuai dengan Pasal 221 KUHP.
"Saya duga ada pihak yang memang terus coba halangi proses hukum ini. Oknum semacam ini harus ditindak, sesuai dengan perintah Undang-Undang Pasal 221 KUHP", Imbuhnya.
Lebih lanjut, Najih meminta kepada kalangan kader PDI-P untuk tidak melindungi Harun Masiku.
Baca Juga
- Megawati Soekarnoputri Minta Pemerintah Pastikan MBG Tepat Sasaran
- ASDP dan ITS: Sinergi Strategis untuk Kemajuan Sektor Maritim Nasional
Bahkan, ia mencurigai bahwa Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto juga terlibat dalam dugaan kasus penyuapan.
“Kasus Harun Masiku ini bagaimanapun erat kaitannya dengan Sekjend PDI-P Pak Hasto Kristiyanto. Saya heran kok Pak Hasto lantang bicara dimana-mana, serasa luap dengan kasus penyuapan yang seret namanya sendiri”, lanjutnya.
Najih bahkan mendorong PDI-P untuk tak gentar pecat Hasto Kristiyanto yang selama ini dianggap sebagai biang kegaduhan.
“Saya malah mau minta PDI-P itu tidak gentar pecat Pak Hasto. Keberadaannya di PDI-P sekarang saya kira sudah tidak produktif, malah sehari-hari buat gaduh. Ini ancam eksistensi partai sendiri," tutup Najih. (Anisha/dsw).