fin.co.id - Filipina mengancam akan mengerahkan kapal perang ke Laut China Selatan (LCS). Langkah ini diambil setelah sebelumnya Filipina menuding kapal-kapal Angkatan Laut China telah mengganggu kapal-kapal Filipina di LCS, yang kerap menjadi wilayah perairan sengketa.
"Pengerahan kapal angkatan laut ke perairan teritorial negara itu merupakan opsi kebijakan yang sedang dipertimbangkan oleh Presiden Ferdinand Marcos Jr," tegas Juru bicara Komando Laut Filipina Barat (PCG), Jay Tarriela, Minggu, 8 Desember 2024.
Menurutnya, keputusan akhir berada di tangan presiden dan Angkatan Bersenjata Filipina. Laut Filipina Barat (WPS) sebagaimana ditetapkan secara resmi oleh pemerintah Filipina, berada dalam zona ekonomi eksklusif negara itu.
Dalam beberapa bulan terakhir, ketegangan antara Beijing dan Manila meningkat di LCS, sebuah wilayah seluas 3,5 juta kilometer persegi yang dilalui oleh sekitar 11,3 miliar dolar AS perdagangan global setiap tahunnya, menurut Pusat Studi Strategis dan Internasional.
Baca Juga
- 66 Orang Tewas Dalam Kebakaran Hotel di Turki
- Barron Trump Tunjukkan Karakter Berkelas Setelah Ayahnya Dilantik sebagai Presiden ke-47 AS
Tarriela mengungkapkan, bahwa meskipun Angkatan Laut Filipina memantau situasi di WPS, mereka tidak melakukan intervensi ketika kapal Penjaga Pantai China atau milisi maritim "mengganggu nelayan Filipina, PCG, dan Biro Perikanan dan Sumber Daya Perairan."
Perselisihan tersebut menggarisbawahi meningkatnya ketegangan regional atas jalur perairan strategis, di mana China mengklaim hampir seluruh wilayah LCS, yang tumpang tindih dengan perairan teritorial beberapa negara, termasuk Filipina, Brunei, Kamboja, China, Indonesia, Malaysia, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam.
Manila konsisten menuduh Beijing melakukan tindakan agresif, termasuk penggunaan penjaga pantai dan milisi maritimnya untuk mengintimidasi kapal dan nelayan Filipina.