Viral . 04/12/2024, 18:30 WIB

Heboh! Politikus Cantik Korsel Rebut Senjata Tentara di Tengah Demo

Penulis : Ari Nur Cahyo
Editor : Ari Nur Cahyo

fin.co.id- Politikus perempuan asal Korea Selatan, Ahn Gwi Ryeong, menjadi viral di media sosial setelah terekam memaki-maki dan merebut senjata dari seorang personel Angkatan Bersenjata, saat status militer diterapkan di negara tersebut. Ahn Gwi Ryeong, yang sebelumnya dikenal sebagai news anchor, terlibat dalam insiden dramatis ini yang menarik perhatian publik, terutama setelah rekaman video kejadian tersebut diunggah oleh pengguna X.

Dalam video yang beredar, Ahn Gwi Ryeong terlihat berjalan di tengah kerumunan, kemudian dengan cepat merebut senapan dari tangan salah satu tentara. Sambil membawa senjata, dia mempertanyakan apakah tentara tersebut merasa malu menyerang warga sipil.

"Ah Gwi Ryeong adalah orang yang mengambil senapan tentara itu dan bertanya apakah dia tak malu menyerang warga sipil sambil membawa senjata," ujar netizen dalam unggahannya.

Kejadian tersebut memicu reaksi keras, dan beberapa orang tampak berusaha memisahkan antara Ahn Gwi Ryeong dan tentara yang terlibat dalam insiden tersebut.

Insiden ini terjadi dalam konteks yang lebih luas, yakni penerapan status darurat militer oleh Presiden Yoon Suk-yeol pada Selasa, 3 Desember 2024. Keputusan tersebut merupakan langkah dramatis yang dianggap sebagai salah satu peristiwa politik paling signifikan di Korea Selatan dalam 44 tahun terakhir.

Presiden Yoon mengklaim bahwa langkah ini diperlukan untuk mencegah kekuatan anti-negara yang dapat merusak tatanan demokrasi Korea Selatan. Dalam pidatonya, Yoon juga menyebut Majelis Nasional sebagai "sarang penjahat dan diktator," menuding para anggota parlemen memangkas anggaran-anggaran penting yang diperlukan untuk keamanan publik dan perang melawan kejahatan narkoba.

Penerapan status militer ini memicu berbagai kecaman dari kalangan oposisi dan masyarakat. Tak lama setelah pengumuman tersebut, anggota Majelis Nasional Korea Selatan berkumpul di gedung parlemen, dengan sekitar 190 anggota hadir untuk membahas status darurat tersebut. Mereka sepakat untuk menolak kebijakan tersebut dalam sidang pleno.

Di luar gedung Majelis Nasional, protes juga digelar oleh warga Korea Selatan, yang meminta parlemen untuk melindungi demokrasi dan mendesak pemakzulan terhadap Presiden Yoon. Sebagai respons terhadap tekanan ini, Yoon kemudian menggelar rapat kabinet dan akhirnya sepakat untuk mencabut status darurat militer yang telah diterapkan sebelumnya.

Reaksi Masyarakat dan DampaknyaKeputusan kontroversial ini serta insiden yang melibatkan Ahn Gwi Ryeong menambah ketegangan politik di Korea Selatan. Warga dan anggota parlemen menunjukkan ketidakpuasan mereka terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap mengancam stabilitas demokrasi negara. Meski status militer telah dicabut, dampaknya terhadap politik Korea Selatan diperkirakan masih akan berlanjut, dengan berbagai pihak terus mengkritik kebijakan Presiden Yoon.

Sementara itu, video viral yang menampilkan Ahn Gwi Ryeong telah memperburuk polarisasi di masyarakat, di mana beberapa pihak mendukung tindakannya sebagai bentuk perlawanan terhadap kebijakan militer yang dianggap represif, sementara yang lain menganggapnya sebagai tindakan provokatif yang merusak keharmonisan.

Penerapan status militer dan insiden ini akan terus menjadi topik hangat dalam diskusi politik di Korea Selatan dalam waktu yang akan datang.

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com